Kasus Peradangan Jantung usai Vaksinasi Ditemukan di Amerika Serikat, Ini Penjelasannya

- 30 Juni 2021, 14:15 WIB
Beredar kasus peradangan jantung setelah vaksinasi ditemukan di Amerika Serikat, begini penjelasannya.
Beredar kasus peradangan jantung setelah vaksinasi ditemukan di Amerika Serikat, begini penjelasannya. /Pixabay/Alexandra_Koch

PR SOLORAYA – Sebuah penelitian yang dirilis baru-baru ini menyebut bahwa anggota militer Amerika Serikat yang divaksinasi Covid-19 menunjukkan tingkat peradangan jantung yang lebih tinggi dari perkiraan, meskipun kondisinya masih sangat jarang.

Studi ini menemukan bahwa 23 pria yang sebelumnya sehat dengan usia rata-rata 25 tahun mengeluh nyeri dada dalam empat hari setelah menerima suntikan Covid-19.

Dilansir PikiranRakyat-SoloRaya.com dari Reuters, tingkat insiden itu lebih tinggi dari beberapa perkiraan sebelumnya dan akan segera diantisipasi.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Peringati Hari Bhayangkara ke-75 Tahun 2021, Cocok Diunggah di Media Sosial

Semua pasien, yang saat publikasi penelitian telah pulih dari miokarditis yaitu peradangan otot jantung, telah menerima suntikan vaksin dari Pfizer Inc (PFE.N) dan BioNTech SE (22UAy.DE) atau Moderna Inc (MRNA.O).

Regulator kesehatan Amerika Serikat pekan lalu menambahkan peringatan ke literatur yang menyertai vaksin mRNA tersebut untuk menandai risiko langka peradangan jantung yang terlihat dialami pria muda.

Tetapi mereka mengatakan manfaat suntikan dalam mencegah Covid-19 jelas lebih besar daripada risikonya.

Baca Juga: Korea Utara Alami Krisis Besar, Kim Jong Un Kecam Pejabat Tinggi Partai

Studi yang dipublikasikan di jurnal medis JAMA Cardiology mengatakan 19 dari pasien itu adalah anggota militer saat ini yang telah menerima dosis vaksin kedua mereka.

Yang lain telah menerima satu dosis atau sudah pensiun dari militer.

“Perkiraan populasi umum akan memperkirakan delapan atau lebih sedikit kasus miokarditis dari 436.000 anggota militer pria yang menerima dua suntikan Covid-19,” kata penelitian tersebut.

Baca Juga: Persib Perkenalkan Pemain Barunya dengan Sebuah Cerita, Marc Klok Seorang Ksatria

Para ahli yang menasihati Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan pekan lalu bahwa laporan miokarditis adalah lebih tinggi pada pria dalam seminggu setelah dosis vaksin kedua daripada yang diantisipasi pada populasi umum.

Presentasi pada pertemuan itu menemukan kondisi jantung muncul pada tingkat sekira 12,6 kasus per juta orang yang divaksinasi.

Delapan dari pasien militer dalam penelitian tersebut diberikan scan diagnostik dan menunjukkan tanda-tanda peradangan jantung yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab lain.

Baca Juga: Lesti Kejora Sebut Tukul Arwana Jadi Saksi Pernikahan: Bersejarah dalam Hubungan Kita

Para pasien dalam penelitian ini berkisar dari usia 20 hingga 51 tahun.

CDC mulai menyelidiki hubungan potensial antara vaksin mRNA dan miokarditis pada April lalu setelah Israel menyatakan pihaknya sedang mempelajari kasus semacam itu pada orang yang menerima vaksin Pfizer/BioNTech di sana, dan setelah muncul laporan bahwa militer AS juga menemukan kasus tersebut.

Regulator kesehatan di beberapa negara sedang melakukan penyelidikan serupa tentang hal tersebut.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah