WHO Berikan Persetujuan Darurat untuk jab Covaxin Covid-19 di India

- 9 November 2021, 12:41 WIB
Covaxin
Covaxin /NDTV.COM
BERITASOLORAYA.com-Vaksin Covaxin telah dikeluarkan penggunaan darurat untuk melawan Covid-19 di India oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
 
Penggunaan Covaxin ini sangat manjur sekitar 78 persen setelah dua dosis. Selain itu, vaksin ini cocok bagi negara menengah yang berpenghasilan rendah, ujar WHO.
 
Pada hari Rabu, badan kesehatan di PBB, menyatakan,"Penyimpanan vaknin ini mudah, sehingga cocok digunakan bagi negara yang memiliki penghasilan rendah dan menengah."
 
 
Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO mengatakan, "Daftar penggunaan vaksin darurat akan memperluas kesediaan, alhasil sebagai alat paling efektif untuk mengakhiri pandemi."
 
"Namun kita harus berusaha dalam memenuhi kebutuhan segala populasi, dengan memprioritaskan kelompok yang beresiko, apalagi yang masih menunggu dosis pertama. Sebelum kemenangan mengakhiri semua dan dideklarasikan," tambahnya.
 
Covaxin merupakan vaksin yang disetujui oleh WHO sebagai vaksin pertama yang sepenuhnya diproduksi dan dikembangkan di India.
 
 
Sekarang, badan kesehatan sudah menyetujui darurat vaksin dibuat Astrazeneca dan mitranya, seperti serum Institute of India: Pfizer-BioNTech; modern; Johnson dan Johnson; serta obat China Sinopharm dan Sinovac.
 
Menurut Our World In Data, mengungkap bahwa orang India telah meniram satu dosis Covaxin sekitar 29% orang. Sedang 23% sudah menerima suntikan.
 
Dikutip dari Aljazeera, WHO telah menyutujui penggunaan vaksin sebagai bagian dari Covax yang didukung PBB. Vaksin itu diberikan kepada negara-negara miskin dengan berbagai dosis. 
 
Aslinya Covaxin itu dikembangkan dari perusahaan India Bharat Biotech yang bermitra dengan Dewan Penelitian Medis India, badan penelitian pemerintah.
 
 
Covaxin disahkan pada bulan Januari, dengan sebelumnya diuji secara ekstensif. Pada bulan Juli hasilnya menunjukkan 93 persen dinyatakan efektif dalam mencegah Covid-19 , dan 63 persen efektif melawan infeksi varian Delta.
 
Sekelompok ahli yang didatangkan WHO mengatakan keamanan dan kemanjuran belum ada data yang cukup bagi wanita hamil. Penelitian akan hal itu sedang direncanakan. 
 
Meskipun begitu, perusahaan Bharat Biotech memiliki masalah produksi. Kementerian kesehatan India menyatakan bloada bulan Juli, membuat sekitar 25 juta dosis vaksin setiap bulan. Namun, diharapkan meningkat menjadi 58juta dosis perbulan.*** 

Editor: Siti Charirotun Nadhifah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah