Meskipun Terjadi Krisis, Taliban Mengklaim Ingin Membangun Angkatan Udaranya Sendiri

- 30 November 2021, 16:47 WIB
Ilustrasi- Taliban.
Ilustrasi- Taliban. /Reuters/West Asia News Agency

 

BERITASOLORAYA.com - Taliban, kelompok yang saat ini menguasai Afghanistan, mengklaim akan memiliki Angkatan Udara sendiri meskipun negara itu menghadapi krisis keuangan yang parah.

Klaim tersebut sudah disampaikan oleh Mullah Mohammed Yaqoob yang merupakan Menteri Pertahanan Taliban dalam pertemuan dengan personel bandara Kabul.

"Kami (Afghanistan) akan membentuk Angkatan Udara yang tidak membutuhkan dukungan AS, Pakistan, Uzbekistan, dan Tajikistan," tutur pejabat Taliban tersebut, dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman Times of India.


Baca Juga: Bangun Personal Branding, Dimulai Sejak Kapan? Yuk Simak Tips Di Bawah Ini


Taliban sendiri ingin membentuk pasukan yang terdiri dari 100.000 tentara di negara tersebut. Menurut Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi, mereka membutuhkan tentara yang kecil tetapi terlatih.

Keinginan Taliban tersebut memang sedang akan direalisasikan, dimana ada rekaman video viral yang memperlihatkan perangkat keras militer Afghanistan sedang dalam perjalanan.

Walaupun ada video yang viral, tapi pihak Taliban membantah dan mengatakan kalau video tersebut tidak berdasar. Taliban sendiri tidak mengizinkan perangkat keras militer untuk diangkut ke luar negeri.

"Kami sepenuhnya menolak penyelundupan peralatan militer ke Pakistan. Tidak seorang pun akan diizinkan melakukannya," kata Saeed Khosti, juru bicara Kementerian Dalam Negeri.

Seperti yang sudah diketahui, Taliban berhasil menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu. Pihak Taliban berhasil menduduki ibu kota Kabul dan membuat Presiden dan pejabat Afghanistan lainnya angkak kaki dari negara tersebut.

Setelah dikuasai Taliban, Afghanistan kini menjadi negara sedang mengalami krisis ekonomi yang semakin mengkhawatirkan.

Baca Juga: Kapolres Semarang Beri Penghargaan Pada 33 Personil Berprestasi

Seperti diketahui, Amerika dan negara-negara lain menolak untuk mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan yang sah, dan hal itu mengakhiri bantuan yang berjumlah sekitar 75 persen dari ekonomi.

Afghanistan sendiri merupakan negara yang memang bergantung pada bantuan internasional. Kini Bank Dunia sampai IMF juga sudah mengakhiri kerjasama dan mengakhiri pinjaman internasional kepada Afghanistan.

Negara-negara Barat telah berjanji untuk mempertahankan blokade ekonomi mereka terhadap penguasa baru Afghanistan sampai Taliban menciptakan pemerintahan yang inklusif dan mengakui hak-hak perempuan. ***

Editor: Inung R Sulistyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah