Vladimir Putin Memperingatkan Joe Biden: Menjatuhkan Sanksi Baru Kepada Rusia atas Ukraina adalah Kesalahan

- 31 Desember 2021, 09:59 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin saat melakukan pembicaraan bersama Presiden AS Joe Biden
Presiden Rusia Vladimir Putin saat melakukan pembicaraan bersama Presiden AS Joe Biden /Karawangpost/Youtube/PBS NewsHour

BERITASOLOYARA.com - Pemimpin Rusia dan presiden AS berbicara di telepon selama 50 menit pada hari Kamis, 30 Desember 2021.

Pembicaraan itu membahas penumpukan sekitar 100.000 pasukan Rusia dan peralatan militer di perbatasan Ukraina.

Hal itu  telah memicu kekhawatiran bahwa Moskow sedang bersiap untuk menyerang negara Ukraina.

Baca Juga: Iqbal Ramadhan Akui Musik Noah, Yang Terdalam Memang Ikonik: Semoga Bisa Lebih Keren Lagi

Rusia menyangkal hal ini, tetapi telah membuat serangkaian jaminan keamanan yang diinginkannya dari Barat.

Krisis itu terjadi tujuh tahun setelah pasukan Rusia menginvansi Krimea dan merebut wilayah itu dari Ukraina.

Baca Juga: Akhir Tahun 2021, Gus Miftah Gencar Tunjukkan Keikhlasan Hati untuk Sesama

Sebuah 'kesalahan besar'

Menurut Yuri Ushakov, penasihat urusan luar negeri Putin, Biden menanggulangi ancaman sanksi baru AS dari Barat jika Rusia menginvasi Ukraina atau meningkatkan situasi.

Presiden Rusia mengatakan itu sebagai tanggapan bahwa langkah seperti itu dapat menyebabkan kehancuran total dalam hubungan, menurut Ushakov.

"Ini akan menjadi kesalahan besar yang akan membawa konsekuensi serius," tambah Ushakov.

Baca Juga: Bikin Haru, Ekspresi Gala Sky Saat Bertemu Opa dan Oma di Bali Setelah Beberapa Hari Terpisah

Dia menjelaskan presiden Rusia mengatakan kepada Biden bahwa Rusia akan bertindak dengan cara yang sama seperti Washington jika senjata dikerahkan di dekat perbatasan Amerika.

Namun Ushakov mengatakan panggilan itu menciptakan fondasi yang baik untuk diskusi lebih lanjut kedepannya.

AS menyerukan 'lingkungan de-eskalasi daripada eskalasi'

Baca Juga: Polisi Tembak Gas Air Mata Suporter Persis Solo: Silahkan Pulang, Menang atas Rans Cilegon

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Biden mendesak Rusia untuk mengurangi ketegangan dengan Ukraina selama panggilan telepon.

Dia menambahkan: "Dia menjelaskan bahwa Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya akan merespons dengan tegas jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut.

“Presiden Biden juga menyatakan dukungan untuk diplomasi, mulai awal tahun depan dengan Dialog Stabilitas Strategis bilateral, di NATO melalui Dewan NATO-Rusia, dan di Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa.

Baca Juga: Haul Gus Dur. Testimoni dari Berbagai Tokoh Agamawan, Negarawan hingga Seniman

"Presiden Biden menegaskan bahwa kemajuan substantif dalam dialog ini hanya dapat terjadi di lingkungan de-eskalasi daripada eskalasi."

Gedung Putih mengindikasikan menjelang pembicaraan bahwa Biden akan menjelaskan kepada presiden Rusia bahwa jalur diplomatik tetap terbuka untuk mengurangi ketegangan.

Seruan itu muncul menjelang pembicaraan antara pejabat senior AS dan Rusia di kota Jenewa, Swiss, pada 10 Januari.

Baca Juga: Social Distancing Kembali Berlaku di Masjidil Haram Akibat Lonjakan Kasus Corona

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Putin dan Biden tidak diharapkan untuk mengambil bagian dalam pembicaraan itu.

Putin dan Biden mengadakan panggilan video awal bulan ini, di mana Biden memperingatkan Putin bahwa setiap invasi ke Ukraina akan memicu sanksi dan merusak ekonomi Rusia.

Tuntutan keamanan Moskow, yang diajukan awal bulan ini, termasuk penolakan keanggotaan NATO di Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya dan mundurnya pengerahan militer Barat di Eropa Tengah dan Timur.

Baca Juga: RSUP dr Kariadi Terbakar, Pasien Sudah Dievakuasi dan Begini Kronologi Awal

AS juga telah berulang kali menjelaskan bahwa Rusia tidak memiliki suara dalam komposisi NATO atau janji NATO di masa depan.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: news.sky.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x