Korea Utara Mengatakan Penembakan Rudal Adalah Tes untuk Mengembangkan Satelit Pengintai

- 28 Februari 2022, 09:53 WIB
Korea Utara Mengatakan Penembakan Rudal Adalah Tes untuk Mengembangkan Satelit Pengintai
Korea Utara Mengatakan Penembakan Rudal Adalah Tes untuk Mengembangkan Satelit Pengintai /pexels.com/@Pixabay

BERITASOLORAYA.com - Korea Utara mengatakan tes yang dilakukan pada hari Minggu, 22 Februari bertujuan untuk pengembangan sistem satelit pengintai,.

Peluncuran itu merupakan uji coba kedelapan tahun ini, dan yang pertama sejak Januari ketika Korea Utara yang bersenjata nuklir menembakkan sejumlah rudal.

Para pejabat di Korea Selatan dan Jepang menyatakan keprihatinan bahwa Korea Utara dapat terus maju dengan pengembangan rudal yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), sementara perhatian internasional difokuskan pada krisis Ukraina.

Baca Juga: Inggris Mempertegas Tindakan Terhadap 'Uang Kotor' Rusia dengan Undang-undang Baru 

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari Reuters, tes tersebut membantu untuk mengkonfirmasi akurasi kerja dari sistem fotografi definisi tinggi, sistem transmisi data dan perangkat kontrol sikap dengan "melakukan pemotretan vertikal dan miring dari area tertentu di bumi" dengan kamera yang akan dimuat pada satelit pengintai.

Media pemerintah juga merilis dua foto yang menunjukkan semenanjung Korea dilihat dari luar angkasa.

Foto serupa dirilis setelah uji coba rudal terakhir, pada 30 Januari, yang menampilkan rudal balistik jarak menengah Hwasong-12 dengan kamera yang dipasang di kerucut hidungnya.

Baca Juga: Drama Twenty Five Twenty One Kembali Tunjukkan Kehebatannya dengan Mampu Kalahkan Drama Lain

Mengembangkan satelit pengintai militer adalah salah satu dari sejumlah kemajuan yang diminta pemimpin Kim Jong Un tahun lalu, termasuk senjata hipersonik yang baru-baru ini diuji.

"Ini bukan peluncuran luar angkasa. Sebaliknya, tampaknya (Korea Utara) menguji kamera pada rudal yang ditembakkan pada lintasan suborbital," kata Jeffrey Lewis, peneliti rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies, di Twitter.

Gambar yang dirilis beresolusi sangat rendah dan mirip dengan gambar yang terlihat dari peluncuran rudal lainnya, dan tidak jelas apa yang diperoleh Korea Utara dari tes tersebut.

Baca Juga: Ketua UE Mengatakan Bahwa Mereka Menginginkan Ukraina Menjadi Anggota Blok Tersebut

"Namun, itu mengingatkan kita bahwa Kim Jong Un berkomitmen untuk meluncurkan satelit pengintaian militer pada pertemuan terakhir Kongres Partai Buruh," kata Lewis. 

"Secara umum, ini menegaskan bahwa kita harus mengharapkan peluncuran luar angkasa Korea Utara cepat atau lambat,” ucapnya melanjutkan.

Dorongan Korea Utara untuk mengembangkan teknologi semacam itu hadir ketika Korea Selatan berencana untuk menguji proyektil ruang angkasa berbahan bakar padat pada bulan Maret.

Baca Juga: Akibat Invansi ke Ukraina, Eropa dan Kanada Bergerak untuk Menutup Jalur Penerbangan untuk Pesawat Rusia

Hal ini menjadi dari proyek untuk menyebarkan satelit pengawasan militernya sendiri untuk memantau Korea Utara.

Roket Korea Utara yang ditembakkan pada hari Minggu terbang ke ketinggian maksimum sekitar 620 km (390 mil) dan jangkauan sekitar 300 km (190 mil).

Uji coba itu menuai kecaman internasional, dan Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan tiga anggota DK PBB lainnya.

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Menuai Protes di Berbagai Negara Hingga Saat Ini. Gelombang Unjuk Rasa Belum Berhenti

Peluncuran roket luar angkasa tersebut sebelumnya juga telah dikritik oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Mereka menyebut tes tersebut sebagai tes terselubung dari teknologi rudal balistik.

Korea Utara sebelumnya juga telah berhasil menempatkan setidaknya dua satelit di orbit, yang terakhir pada tahun 2016. Namun tidak satu pun dari mereka yang diyakini berfungsi.***

Editor: Maulida Cindy Magdalena

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x