“Saya melihat perlu kesungguhan langkah preventif agar kekerasan di Kompleks Al-Aqsa tidak terulang setiap Ramadan. Seharusnya PBB dan komunitas internasional tak lepas tangan. Apalagi kalau kita merujuk resolusi penting Majelis Umum PBB nomor 181 tahun 1947, yang menetapkan Yerusalem sebagai wilayah di bawah kewenangan internasional dan diberikan status hukum dan politik terpisah”, jelas Fadli Zon.
Baca Juga: Mengejutkan! Ini Jawaban Personel EXO jika Pacar para Member Perhatian ke Member Lain
Sebagaimana dirilis sejumlah media, sebelum Ramadan dimulai bulan ini, Israel dan Yordania diketahui tengah meningkatkan pembicaraan dalam upaya menghindari terulangnya kekerasan seperti yang berlangsung tahun lalu.
Dalam pembicaraan itu, diketahui bahwa Yordania berfungsi sebagai penjaga komplek masjid, sementara Israel mengambil peran untuk mengontrol akses.
Fadli Zon pun lantas mengkritik tentang aturan yang menyepakati bahwa fungsi Israel adalah sebagai pihak pengontrol akses ke Kompleks Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: Idul Fitri 1443 H Semakin Dekat, Inilah Bacaan Takbiran Bahasa Arab dan Latin Lengkap dengan Artinya
“Alih-alih sebagai pengatur, aparat keamanan Israel justru seringkali melindungi kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi yang secara provokatif masuk ke Komplek dan bahkan ke bagian dalam Masjid Al-Aqsa. Tentu saja perilaku keamanan Israel seperti itu menyulut kemarahan jemaah masjid Al-Aqsa.
Maka, harus ada upaya dari PBB untuk mencabut kewenangan Israel sebagai pihak pengontrol akses atas Masjid Al-Aqsa. Kontrol itu (selanjutnya) harus diserahkan ke pihak yang netral di bawah pengawasan PBB”, ucap Fadli Zon memberi saran sebagaimana dikutip BeritaSoloRaya.com dari akun instagram @dpr_ri.***