Terungkap! Mengapa di Eropa Jarang Terdapat Gedung Pencakar Langit?

- 14 Juli 2022, 05:03 WIB
Ilustrasi gedung pencakar langit. Ternyata di Eropa jarang terdapat gedung pencakar langit karena alasan ini
Ilustrasi gedung pencakar langit. Ternyata di Eropa jarang terdapat gedung pencakar langit karena alasan ini /Ilustrasi from unsplash.com by Sean Pollock

BERITASOLORAYA.com - Eropa memang menjadi benua yang secara populasi dan ekonomi mengalami peningkatan yang paling maju.

Faktanya Benua Eropa jarang sekali memiliki bangunan pencakar langit jika dibandingkan dengan Benua Asia dan Amerika Utara.

Gedung pencakar langit yang ada di Benua Eropa sebanyak 218 gedung, 66% di antaranya hanya berada di 5 kota besar, antara lain London, Paris, Frankfurt, Moskow, dan Istanbul.

Lalu, mengapa kota-kota lain di Eropa tidak memiliki atau berlomba membuat gedung pencakar langit seperti di benua lain?

Baca Juga: Mengenal Shinzo Abe, Mantan Perdana Menteri Jepang yang Mati Tertembak

Ketika gedung pencakar langit pertama dibangun pada abad ke 19 di Chicago dan kemudian di New York, sedangkan kota-kota di Eropa telah terbangun oleh bangunan megah, bersejarah, dan luas.

Hal ini membuat kota-kota di Eropa tidak menyisakan banyak tempat lapang untuk membangun bangunan baru.

Sebagian besar bangunan di Eropa kala itu telah tertata dengan baik dan sama rata, serta tidak sedang menghadapi wilayah penting untuk pembangunan besar.

Ditambah, adanya kekuatan dan pengaruh dari Amerika Utara mulai muncul, budaya persaingan juga muncul dan orang Amerika melihat Benua Eropa memiliki sistem kelas yang kadaluarsa.

Baca Juga: Mudah Ditemui, 10 Buah Penambah Darah yang Dapat Atasi Anemia

Begitupula masyarakat Eropa yang menilai bahwa Amerika mengikis tradisi dan cara hidup orang Eropa. Hasilnya, masing-masing benua ini mengadopsi konsep satu sama lain.

Amerika Utara memiliki tujuan sebagai model dari generasi baru dan Eropa berusaha untuk tetap melestarikan warisannya.

Itulah alasan pertama yang menjelaskan mengapa di Benua Eropa jarang terdapat dan terlihat bangunan pencakar langit.

Alasan kedua, terjadi pada saat setelah perang dunia. Eropa kehilangan banyak tempat bersejarah dan tempat-tempat megah penting lain yang dijadikan inisial dari setiap daerah.

Baca Juga: Resep Bistik Daging Sapi Enak dengan Bumbu Sederhana, Wajib Coba!

Adanya pembangunan kembali kala itu tidak didukung oleh jumlah masyarakat yang sangat berkurang dan situasi tersebut tidak membutuhkan adanya pembangunan gedung tinggi.

Hasilnya, pada saat itu Eropa melakukan pembangunan kembali tempat bersejarah, dan apabila tidak dapat dilakukan pembangunan kembali maka akan dilakukan pembangunan bangunan dengan gaya lebih modern.

Sementara itu, pada Eropa Timur, Uni Soviet melakukan pembangunan gedung tinggi yang berfokus pada perumahan penduduk berskala besar.

Kemudian pada saat inilah, Benua Eropa terlihat membangun gedung pencakar langit pertamanya. Pembangunan ini bukan untuk kepentingan pertumbuhan dan kemakmuran, namun untuk mengindikasikan kekuatan dan pengaruh terhadap Uni Soviet.

Baca Juga: 5 Fakta Mengejutkan tentang Air Mata Manusia, Apa Saja? Yuk Simak Penjelasannya di Sini...

Alasan ketiga yakni adanya Brusselization. Hal ini dikemukakan karena jarang adanya pembangunan gaya baru dan gedung pencakar langit di Kota Brussel.

Karena pembangunan baru secara besar-besaran dapat mengikis bangunan-bangunan historis dan menjadikan budayanya hilang.

Konsep pembangunan ini yang disebut Brusselization yang diadopsi di banyak kota di Benua Eropa.

Pada abad ke-21, sikap tentang adanya bangunan tinggi telah diterima dengan lembut di Benua Eropa. Sejalan dengan konsep bahwa arsitektur yang awalnya berbentuk kotak menjadi bentuk unik dan dunia terjadi globalisasi.

Baca Juga: Akhirnya! Pengadaan ASN Bagi Tenaga Honorer Pada PPPK 2022 Resmi Dari KemenPAN RB, Hasil Raker Komisi II DPR

Pada awal tahun 2000-an, kebanyakan kota yang sebagai pusat ekonomi di Eropa seperti London, Frankfurt, Paris, dan Istanbul membangun bangunan tinggi untuk mengiklankan perusahaan dan memperlihatkan bahwa pusat kota telah berkembang.

Secara kontras, kota-kota lain di Eropa berfokus pada lingkungan dan peningkatan standar hidup untuk masyarakat.

Hasilnya, belakangan ini di perkotaan Skandinavia dan Eropa tengah telah konsisten memiliki rangking tertinggi di dunia mengenai kebahagiaan berkepanjangan selagi mementingkan kepentingan ekonomi nasional.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: YouTube The B1M


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x