Puing Roket Long March 5B Milik China Jatuh di Dekat Kalimantan

- 3 Agustus 2022, 19:32 WIB
Roket Long March 5B milik China
Roket Long March 5B milik China /REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/REUTERS

BERITAOLORAYA.com – Puing-puing roket Long March 5B milik China yang telah diluncurkan kembali memasuki atmosfer bumi dan jatuh di Samudra Hindia pada Sabtu, 30 Juli 2022 pukul 12.45 waktu setempat, tepatnya di dekat Sarawak, Kalimantan, menurut Komando Luar Angkasa AS.

Dalam pembaruan yang diunggah situs jejaring sosial Weibo, Badan Antariksa Berawak China mengatakan sebagian besar puing-puing roket telah terbakar saat masuk kembali ke Laut Sulu.

Laut Sulu berlokasi di antara pulau Kalimantan dan Filipina.

Baca Juga: Sutradara dan Beberapa Pemain Drama Extraordinary Attorney Woo Akan Bersiap Berlibur ke Indonesia

Adanya kemungkinan bahwa puing-puing roket bisa jatuh di daerah berpenduduk membuat orang di seluruh dunia melacak lintasannya selama berhari-hari.

Administrator NASA Bill Nelson mengeluarkan teguran pada hari Sabtu. Ia menegur bahwa China tidak membagikan informasi lintasan tertentu terkait roket Long March 5B mereka yang jatuh kembali ke Bumi.

“Semua negara harus membagikan jenis informasi ini sebelumnya untuk memungkinkan prediksi yang andal tentang potensi risiko dampak puing-puing, terutama untuk kendaraan angkat berat seperti Long March 5B yang membawa risiko signifikan hilangnya nyawa dan harta benda,” kata Nelson.

Baca Juga: Aktris Han So Hee Cidera Wajah Hingga Dilarikan ke IGD. Begini Pernyataan 9ATO Entertainment

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari The New York Times, Long March 5B yang diluncurkan pada hari Minggu lalu membawa modul laboratorium ke orbit yang ditambahkan ke stasiun luar angkasa China, Tiangong.

Biasanya, pendorong inti roket segera turun kembali ke bumi setelah dibuang. Namun, benda seberat 23 ton ini justru menemani segmen stasiun ruang angkasa sampai ke orbit.

Karena gesekan yang disebabkan roket dengan udara di bagian atas atmosfer, pendorong inti roket segera mulai kehilangan ketinggian dan membuatnya kembali masuk ke bumi dengan tidak terkendali.

Baca Juga: Kasus Penembakan Brigadir J Belum Juga Usai, Mahfud MD: Bukan Kriminal Biasa

Orang-orang di Sarawak melaporkan penampakan puing-puing roket di media sosial. Banyak yang percaya pada awalnya bahwa itu adalah kembang api dan juga hujan meteor atau komet yang melintas.

Ini adalah penerbangan ketiga Long March 5B, roket terbesar China. Program luar angkasa negara itu membutuhkan kendaraan yang begitu besar dan kuat untuk membawa suku cadang ke orbit untuk perakitan stasiun luar angkasanya.

Pada penerbangan uji pertamanya tahun 2020, roket Long March 5B mengangkat kapsul astronot yang dapat digunakan kembali tanpa awak ke orbit. 

Baca Juga: Resep Gulai Ayam Enak, Cocok Jadi Menu Harian atau Suguhan Tamu

Pendorong intinya jatuh di desa-desa di Pantai Gading di Afrika Barat, menyebabkan kerusakan pada properti namun tidak ada korban luka dan tewas.

Penerbangan keduanya pada tahun 2021 membawa Tianhe, sebuah modul utama untuk stasiun luar angkasanya. Pendorong intinya jatuh di Samudra Hindia.

Roket Long March 5B akan kembali diluncurkan pada bulan Oktober 2023 untuk membawa satu modul laboratorium lagi, yaitu teleskop ruang angkasa orbital. Peluncuran tersebut disebut misi terakhir untuk roket Long March 5B.

Jonathan McDowell, astrofisikawan di Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts, AS menyarankan China untuk menggunakan trik yang mirip dengan apa yang dilakukan NASA lebih dari 40 tahun lalu.

Baca Juga: Kereta Baru EuroNight Buat Perjalanan London-Stockholm Hanya 1 Hari, Cocok untuk Liburan Keliling Eropa

“NASA benar-benar melakukan sesuatu yang cerdas dalam hal membuang pendorong inti,” kata McDowell. 

“Mereka sebenarnya tidak memiliki kunci kontak mesin roket, tetapi mereka membuang pendorong inti sedemikian rupa untuk kembali ke atmosfer.”***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: The New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah