Network
BERITASOLORAYA.com – Semenanjung Korea memperingati hari kemerdekaan pada Selasa, 15 Agustus 2022.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberi pernyataan bahwa pihaknya berniat memperbaiki hubungan dengan negara tetangganya, Korea Utara dan Jepang.
Presiden Korea Selatan menyebut bahwa mencapai perdamaian dengan Korea Utara dan Jepang adalah langkah kunci untuk memperkuat stabilitas dan keamanan kawasan Asia Utara.
Baca Juga: Vladimir Putin dan Kim Jong Un Nostalgia Perjuangan Pembebasan Korea, Rusia-Korea Utara Makin Mesra?
Upaya perdamaian Korea Selatan terhadap Korea Utara akan ditempuh dengan memberikan bantuan luas kepada Korea Utara dalam hal pangan hingga infrastruktur.
"Kami akan menerapkan program pangan skala besar; memberikan bantuan untuk pembangkit listrik, infrastruktur transmisi dan distribusi; dan melaksanakan proyek untuk memodernisasi pelabuhan dan bandara untuk perdagangan internasional," kata Presiden Korea Selatan.
Bukan hanya itu, Presiden Yoon juga menjanjikan peningkatan produktivitas pertanian, modernisasi rumah sakit, dan fasilitas medis, hingga investasi dan dukungan keuangan kepada Korea Utara.
Baca Juga: Viral, Alfamart Beri Respons Video Karyawannya Minta Maaf kepada Ibu Pengutil Coklat
Dilansir BeritaSoloRaya.com dari Reuters, upaya perdamaian tersebut akan dilakukan dengan syarat Pyongyang menghentikan aktivitas pengembangan nuklir dan memulai langkah dalam proses untuk menghilangkan senjata nuklir.
Secara teknis, kedua negara memang masih dalam kondisi berperang sebab konflik tahun 1950-1953 tidak diakhiri dengan perjanjian damai melainkan gencatan senjata. Artinya, potensi perang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
Selain mencoba berdamai dengan Korea Utara, Presiden Yoon juga berniat meningkatkan hubungan baik dengan Jepang, negara yang pernah menjajah Semenanjung Korea.
Baca Juga: 29 Link Twibbon Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022, Meriahkan HUT RI ke 77: Merdeka!
Perbaikan hubungan Korea Selatan dan Jepang diharapkan dapat berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran internasional.
Dalam sambutannya, Yoon menyerukan kerja sama di bidang ekonomi, keamanan, hingga pertukaran budaya akan ditempuh untuk meningkatkan hubungan dengan Jepang.
Hubungan antara Korea Selatan dan Jepang sempat tegang karena perselisihan yang diawali tuduhan Korea bahwa Jepang telah melakukan kejahatan perang.
Jepang disebut memaksa wanita untuk bekerja di rumah bordil masa perang untuk militernya, melakukan praktek kerja paksa, dan melakukan pelanggaran lainnya.
Meski memiliki kenangan masa lalu yang buruk, Presiden Yoon menyebut Tokyo sebagai mitra dalam mengatasi ancaman terhadap kebebasan global.
Yoon juga berhadap pihaknya dan Jepang dapat menyelesaikan perselisihan di masa lalu serta membina hubungan baik untuk kepentingan bersama.
"Ketika hubungan Korea-Jepang bergerak menuju masa depan bersama dan ketika misi zaman kita selaras, berdasarkan nilai-nilai universal kita bersama, itu juga akan membantu kita memecahkan masalah sejarah," tutur Presiden Yoon dalam sambutannya.***
