Sejarah Panjang Antara Palestina dan Israel Setelah Perang Dunia 1

- 13 November 2023, 04:41 WIB
Poret Najwa Shihab dalam Aksi Bela Palestina di Mona
Poret Najwa Shihab dalam Aksi Bela Palestina di Mona /Tangkapan layar Instagram @najwashihab

BERITASOLORAYA.com- Peperangan antara Israel dan Palestina sudah berlangsung sejak lama. Bahkan mengorbankan beberapa korban, terutama dari warga Palestina. 

Konflik antara Palestina dan Israel dapat ditelusuri sejak akhir abad ke-19 dan juga awal abad ke-20. Berdasarkan yang ditulis oleh Theodor Herzl (1860-1904) Yahudi Austria-Hungaria dalam Pamphlet The Jewish State, dilihat sebagai dokumen dasar zionisme politik modern, terdapat gerakan zionisme yang berusaha membangun tanah air Yahudi di Palestina.

Sebelum kedatangan zionis Israel, selama berabad-abad Palestina diduduki oleh mayoritas penduduk Arab, terutama Arab Palestina, komunitas Kristen dan bahkan Yahudi yang hidup berdampingan. 

 Baca Juga: Lawan Irak di Kualifikasi Piala Dunia, Timnas Senior dan Shin Tae-yong Bertolak ke Basra

Pada perang dunia 1, Turki Utsmani kalah, pemerintah Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour pada tahun 1917, sebuah dukungan pembentukan “rumah nasional bagi orang Yahudi” (national home for the Jewish people) di Palestina.

Deklarasi Balfour memperdalam konflik, ketegangan di Palestina meningkat seiring banyaknya imigrasi Yahudi ke tanah Palestina. 

PBB pada tahun 1947 membuat keputusan membagi tanah Palestina menjadi dua bagian, yaitu negara Israel dan Arab yang diterima oleh Yahudi dan ditolak pemimpin Arab. Pembagian tersebut menandai titik balik perseteruan antar keduanya. 

Tahun 1948, negara Israel didirikan dan hal tersebut berdampak pada pengusiran massal terhadap 1 juta warga Arab Palestina dan peristiwanya disebut Nakba (catastrophe; malapetaka). 

Sejak itu, konflik antara Palestina dan Israel menjadi panjang, seperti halnya perang 6 hari pada tahun 1967 dan tahun 1973 adalah perang Yom Kippur berdampak perubahan wilayah Palestina. 

Tahun 1967, Israel menduduki Jalur Gaza dan wilayah Tepi Barat. Hal itu menciptakan ketegangan dan lahirlah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Hamas.

 Baca Juga: Kemdikbud Gagas Ruang Talenta untuk Mudahkan Pemda Rekrut Guru ASN, Ini Kata Nunuk Suryani

Baca Juga: LINK Download PDF Fatwa MUI tentang Produk Israel dan Dukungan untuk Palestina, Cek Selengkapnya

Pada tahun 2023, tepatnya bulan November perang Palestina dan Israel memanas. Dilansir dari Al-Jazeera, setidaknya terdapat 4.008 anak telah menjadi syuhada dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza. 

Berdasarkan data dari kementerian kesehatan Palestina, jumlah korban yang meninggal sekitar 9.770 syuhada per tanggal 5 November tahun 2023.

Menurut pejabat rumah sakit Al-Aqsa, Israel mendaratkan serangan udara dan menghantam beberapa rumah sakit di dekat sekolah di kamp pengungsi Bureji di Gaza tengah, pada tanggal 5 November dan menewaskan sedikitnya 13 orang.***

 

Editor: Sukhum Ela Wahyuningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x