BERITASOLORAYA.com - Kaum hawa diketahui sering memakai sandal dan sepatu sebagai perhiasan yang selalu dikenakannya.
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek hidup manusia dengan baik, memiliki aturan-aturan dalam setiap yang dilakukan ummat, termasuk penjelaskan terkait adab memakai alas kaki.
Sandal dan sepatu bukan sekedar dijadikan fungsi alas kaki melainkan juga untuk mempercantik diri, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam menetapkan beberapa sunnah dan adab seputar adab memakai alas kaki.
Baca Juga: Indonesia Tempati Posisi Keempat SEA Games 2021 Vietnam dan Perolehan Medali Terus Bertambah
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari buku Cantik Dalam Perspektif Islam karya Abu Ihsan Al-Atsari dan Ummu Ihsan pada Senin, 16 Mei 2022, tentang adab memakai alas kaki dalam Islam yang harus diketahui muslimah.
Berikut beberapa hal yang disunnahkan Rasulullah untuk adab memakai alas kaki, di antaranya:
1. Memakai sandal dan sepatu dari organ yang kanan, maka yang kanan terlebih dahulu baru yang kiri
Dalam Hadis riwayat al-Bukhari, Rasulullah bersabda: "Jika seseorang dari kamu memakai sandal, hendaklah dia memulai dari sebelah kanan dan jika hendak melepas nya hendaklah dia memulai dari sebelah kirinya, hendaklah yang sebelah kanan yang pertama kali dipakai dan yang terakhir pula dilepas."
2. Haram berjalan memakai sebelah sandal saja
Dalam Hadis yang diriwayatkan Muttafaq 'alaih, Rasulullah bersabda: "Janganlah seseorang dari kamu berjalan dengan sandal sebelah, namun hendaklah dia memakai keduanya atau melepaskan keduanya."
3. Dilarang memakai sandal khas kaum pria
Seseorang memberitahu Aisyah r.a "Ada kaum wanita yang memakai sandal (kaum laki-laki)," lantas beliau menanggapi: "Sesungguhnya Rasulullah melaknat wanita menyerupakan diri dengan laki-laki."
Baca Juga: Lirik Sholawat Ya Rasulullah Salamun Alaik, Lengkap dengan Arab, Latin dan Terjemahan
4. Tidak boleh memakai alas kaki bertumit tinggi
Memakai alas kaki bertumit tinggi ini pun menipu pandangan orang yang melihatnya, karena akan dikira postur wanita tersebut tinggi, dan kakinya tampak bagus. Hal tersebut merupakan pemalsuan dan bangga atas sesuatu yang tidak dimiliki.
Di samping itu, memakainya berarti menyerupakan wanita-wanita Yahudi. Mereka biasa mengenakannya untuk melihat untuk melihat kaum pria dengan syahwat liar.
Dari Abdullah bin Mas'ud, menceritakan: "Dahulu para laki-laki dan perempuan Bani Israil shalat bersama-sama. Setiap wanita memiliki pasangan (yakni sahabat atau kekasih). Para wanita ini menggunakan kaki palsu agar dapat terlihat tinggi oleh kekasihnya. Maka Allah menimpakan atas mereka haid.***