Sejarah Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib, Awal Jabatan hingga Akhir Hidupnya

21 Agustus 2022, 22:05 WIB
Ilustrasi Khalifah Ali bin Abi Thalib /Tangkap layar twitter @PretiWn./

BERITASOLORAYA.com- Pasca Rasulullah SAW wafat, kepemimpinan digantikan dengan Khulafaur Rasyidin, yaitu: Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Diketahui bahwa nama lengkap Ali bin Abi Thalib adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdul Manaf bin Qushaiy bin Killab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadr bin Kinanah.

Kelahiran Ali pada tahun kesepuluh sebelum kenabian dengan nama Asad yang diambil dari nama kakeknya melalui jalur ibu. Ali lahir dari pasangan Abi Thalib bin Abdul Muthalib dan istrinya Fatimah binti Asad.

Akan tetapi, Abi Thalib tidak tertarik dengan nama itu, sehingga tidak berlangsung lama. Akhirnya, Asad diganti dengan nama Ali.

Baca Juga: Non ASN Wajib Tahu Arti Akun 51, 52, 53 serta Link Resminya. Simak Ketentuannya di Sini...

Ali bin Abi Thalib adalah menantu Rasulullah SAW yang menikah dengan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad.

Ali juga keponakan Rasulullah SAW yang bertemu pada jalur kakek, yaitu Abdul Muthalib.

Ali bin Abi Thalib mempunyai postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, jenggotnya lebat dan putih, kulitnya berwarna sawo matang, dirinya sering membuat syair.

Ali bin Abi Thalib terkenal mendapat julukan dengan sebutan Abu As-Sabthain (ayah dua cucu Rasulullah SAW, Hasan dan Husain).

Ketika remaja, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang pandai di kalangan pemuda Arab.

Pada waktu itu, jarang ada orang yang dapat membaca dan menulis, termasuk Rasulullah SAW yang mendapat julukan ummi.

Ali bin Abi Thalib merupakan Khalifah keempat yang menduduki jabatan setelah kekhalifahan Usman bin Affan.

Baca Juga: Cukup Penuhi Ketentuan Ini, Kesempatan Guru Honorer jadi ASN Lewat PPPK 2022 Terbuka Lebar!

Sahabat dari golongan Muhajirin dan Anshor, sebagiannya telah bersepakat dan meminta Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan Khalifah Utsman bin Affan.

Akan tetapi, Ali berulang kali menolak untuk dibaiat. Sebab Ali berpendapat bahwa masih banyak sahabat lain yang lebih berhak untuk menduduki kursi kekhalifahan.

Namun, para sahabat mendesak Ali bin Abi Thalib terus menerus untuk dibaiat. Hingga akhirnya pada hari Senin 21 Dzulhijjah tahun 25 H, Ali bersedia berangkat ke masjid untuk pembaiatan.

Pada pembaiatan tersebut, terdapat sahabat yang terpaksa ikut untuk membaiat Ali bin Abi Thalib, yaitu Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam.

Pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, orang Muslim terpecah menjadi tiga golongan.

Diantara golongan yang dimaksud adalah orang yang mengikuti Ali bin Abi Thalib, orang mengikuti Mu’awiyan bin Abu Sufyan, dan Khawarij.

Kaum Khawarij merupakan kaum yang memisahkan diri dari Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan.

Sebab dari kekesalannya, mereka mempunyai rencana untuk membunuh Amr bin Ash, Mu’awiyah, dan Ali bin Abi Thalib.

Pada hari jum’at tanggal 17 Ramadhan 40 H, mereka bersepakat melancarkan rencananya.

Baca Juga: Resep Lumpia Ayam Jamur Enak dan Bergizi, Cocok Dihidangkan Bersama Keluarga di Rumah

Diantara orang yang ditunjuk untuk membunuh, yaitu Abdullah bin Muljam AL-Muradi, Amr bin Bakr At-tamimi, dan al-Bark bin Abdullah at-Tamimi.

Namun, rencana pembunuhan mereka gagal kecuali Abdullah bin Muljam, yang berhasil menebas pedangnya yang dilumuri racun di badan Ali bin Abi Thalib.

Ali bin Abi Thalib mati syahid sebab meninggal dunia karena terbunuh oleh Abdullah bin Muljam.

Wallahu A'lam.***

Editor: Rita Azlina

Sumber: Ma'had Aly Sa'idusshiddiqiyah

Tags

Terkini

Terpopuler