Baca Juga: Puasa Tarwiyah dan Arafah. Begini Dalil Haditsnya
“Suka agak keliru, sebagian orang mengatakan ‘Shaum Arafah’ kalau cuma disebutkan ‘Siam Arafah’ atau ‘Puasa Arafah’ itu menunjukkan ke momentumnya, momentum orang wukuf. Maka tidak ada penafsiran (yang menyatakan) semua di seluruh negeri harus berpuasa bersamaan dengan orang wukuf,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Artinya, hadist ini ingin menegaskan bahwa puasa ini dilakukan bukan mengikuti momentumnya, tetapi waktu suatu daerah,” kata Ustaz Adi Hidayat kembali.
Kalau suatu tempat, daerah, atau negara sudah masuk ke tanggal 9 Dzulhhijjah, sekalipun tidak sama dengan tempat orang wukuf sekarang di Saudi, maka kita bisa menunaikan puasa tersebut.
Baca Juga: 4 Perbedaan Daging Kambing dan Sapi Ini Harus Anda Ketahui. Ternyata Tidak Sama Ya?
Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat menyarankan umat untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, walaupun waktu melaksanakan puasa Arafah berbeda, namun ibadah itu tetap dikerjakan karena sesuai dengan ketetapan pemerintah.
Ia menyatakan, ulama-ulama di Saudi pun waktunya memberi fatwa, kalau zona waktu di suatu negara berbeda jauh yang melahirkan perbedaan waktu, maka waktu di negara tersebut yang diikuti.
Ada pengecualian untuk negara-negara yang ada di sekitar Arab Saudi seperti Uni Emirat Arab, Qatar, bahkan Libya yang mengikuti waktu Saudi.
Baca Juga: Tentang Puasa Tarwiyah dan Arafah. Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat