MAULID NABI HARI INI, Simak Asal Usul Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Mulanya dari Ajaran Sesat?

- 28 September 2023, 15:38 WIB
MAULID NABI HARI INI, Simak Asal Usul Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Mulanya dari Ajaran Sesat?
MAULID NABI HARI INI, Simak Asal Usul Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Mulanya dari Ajaran Sesat? /freepik.com/

BERITASOLORAYA.com – Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat muslim memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan tersebut merupakan hari besar yang dinantikan oleh umat islam di seluruh dunia.

Di Indonesia, umat muslim biasanya menggelar acara pengajian dan tradisi lainnya untuk memperingati hari tersebut. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal pada tahun gajah. Ia lahir dari seorang ibu bernama Sayyidah Aminah dan ayahnya bernama Abdullah.

Ketika Nabi masih berada dalam kandungan, ayahnya meninggal dunia. Nama Muhammad diberikan oleh sang kakek Abdul Muthalib yang merupakan seorang pemegang kunci Ka'bah. Ia memiliki dua orang ibu susu bernama Tsuwaibah dan Halimah as-Sa'diyah.

Tsuwaibah merupakan budak dari paman Rasulullah yaitu Abu Lahab. Ia dimerdekakan setelah menyampaikan berita gembira mengenai kelahiran Nabi Muhammad SAW. Rasulullah dibawa oleh Halimah ke kampung halamannya di Thaif.

Baca Juga: Timnas Indonesia vs Uzbekistan Tayang Jam Berapa? Ini Link Live Streaming yang bisa Langsung Diakses, GRATIS?

Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya di usia ke-40 tahun. Kemudian, ia wafat pada 27 Rabiul Awal di Madinah di usia yang ke-63 tahun. Kelahiran Nabi Muhammad merupakan sejarah penting akan lahirnya pemimpin seluruh umat muslim. Umat muslim menyambut dengan suka cita hari tersebut.

Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW? Dikutip BeritaSoloRaya.com dari berbagai sumber, berikut asal usul peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Asal Usul Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Peringatan Maulid belum pernah ada di zaman Nabi, para sahabat, tabi'in, dan para tabi’ut tabi’in. Peringatan tersebut belum pernah dinukil atau dituliskan oleh para ulama generasi terdahulu termasuk dalam tiga generasi utama dalam islam.

Kelompok Bathiniyah merupakan kelompok yang pertama kali memperingati hari kelahiran Nabi. Mereka mengaku sebagai keturunan Nabi dan menamai diri sebagai Bani Fatimiyah. Mereka memperingati enam maulid yang terdiri dari Maulid Nabi Muhammad SAW, Maulid Ali bin Abi Thalib, Maulid Fatimah, Maulid Husain, dan Maulid penguasa mereka.

Bani Fatimiyah merupakan kelompok syiah pengikut Ubaid bin Maimun Al-Qoddah. Mereka menamai diri mereka Bani Fathimiyah karena menganggap pemimpin mereka sebagai keturunan Fathimah putri Nabi Muhammad SAW.

Kelompok tersebut berpegangan pada paham syiah yang menentang sunnah Nabi. Selama kurang lebih dua abad, kelompok tersebut berkuasa di benua Afrika bagian Utara. Kekuasaannya dimulai sejak tahun 297 H hingga tahun 564 H.

Baca Juga: Bawa Dokumen Ini, Jika Ingin Mengajukan KUR Mandiri Pinjaman Rp500 Juta, Cicilan Ringan Mulai Rp1 Jutaan

Mulanya tujuan kelompok tersebut yakni untuk menyebarkan aqidah dan kesesatan mereka dengan mengambil simpati kaum muslimin dengan kedok cinta kepada Nabi. Mereka memiliki hubungan erat dengan kelompok syiah Al-Qaramithah Bathiniyah yang memiliki keyakinan sangat menyimpang dari ajaran islam.

Kelompok tersebut hendak menghilangkan syariat haji dalam islam. Parahnya mereka membantai para jamaah haji, merobek-robek kain penutup pintu ka'bah, dan merampas hajar aswad pada musim haji tahun 317 H. Pemimpin Bani Fatimiyah yakni Ubaidillah bin Maimun dengan gelar Al-Qoddah yang artinya mencolok. Gelar tersebut diberikan karena ia senang memakai celak di matanya sehingga menjadi sangat mencolok.

Ia merupakan orang Yahudi yang membenci islam dan hendak menghancurkan kaum muslimin dari dalam. Dengan menanamkan aqidah Bathiniyah meyakini bahwa setiap ayat Al-Qur’an memiliki makna batin, ia merusak ajaran islam dengan alasan adanya wahyu batin yang dia terima dan tidak diketahui orang lain.

Lahir di Kufah, Irak pada tahun 206 H, ia memiliki gelar Al-Mahdi yang dinantikan kedatangannya yang diberikan oleh para pengikutnya. Melalui pernikahan rohani atau non fisik, ia mengaku sebagai keturunan Ismail bin Ja'far Ash-Shadiq.

Kaum muslimin di daerah Maghrib tidak membenarkan pengakuan nasabnya. Aslinya ia merupakan keturunan Sa'id bin Ahmad Al-Qoddah yang mengaku sebagai pelayan dari Ismail bin Ja'far Ash-Shadiq. Semua hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian dan mencari simpati umat muslim.

Kelompok tersebut telah berkuasa sejak abad ke-4. Kemudian, mereka berhasil diruntuhkan oleh Daulah Salahuddin Al-Ayyubi.

Itulah awal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Terdapat empat mazhab ulama mengenai peringatan hari tersebut. Meski begitu, kelahiran Nabi Muhammad merupakan rahmat terbesar untuk umat muslim.***

Editor: Windy Anggraina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah