LPDI Gelar Seminar ‘Digital Culture 2022’, Begini Harapan Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo untuk Mahasiswa

12 September 2022, 13:09 WIB
Seminar Digital Culture oleh LPDI dan diikuti oleh mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo./ /intan sherly monica/

BERITASOLORAYA.com – Literasi Pandu Digital Indonesia (LPDI) menggelar seminar bertajuk ‘Digital Culture: Membangun Literasi Digital pada Mahasiswa Pascasarjana’.

Seminar ini merupakan buah pemikiran dari adanya kerjasama antara LPDI dengan Perguruan Tinggi IAIN Ponorogo yang ditindaklanjuti menjadi agenda seminar.

Seminar literasi digital ini digelar pada Senin, 12 September 2022 dan diikuti oleh mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo serta civitas akademika terkait.

Baca Juga: Benarkah Sertifikat Pendidik Tak Jadi Syarat Dapat TPG? Guru Non Sertifikasi Wajib Tahu!

Dalam agenda seminar ini, turut hadir tiga pemateri yang mengisi jalannya seminar literasi digital, diantaranya Aidil Wicaksono selaku Dosen Universitas Gunadarma dan Digital Trainer, Miftahul Huda selaku Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo, dan Muhammad Mustafid selaku Wakil Sekretaris PWNU DIY dan Nur Iman Foundation Mlangi Yogyakarta.

Seminar literasi digital ini digelar secara virtual melalui zoom meet dan diikuti sebanyak 100 lebih peserta.

Dengan dipandu oleh Adinda Aulia selaku moderator dari Pandu Digital Indonesia, acara seminar berjalan cukup lancar dan menarik untuk diikuti.

Baca Juga: 19 September 2022 Jangan Lupa! Kemdikbud Beri Arahan untuk Guru Semua Jenjang, Lakukan Hal Ini Ya, CATAT

Sebagaimana diketahui bahwa literasi kini bukan hanya menjadi jargon semata, melainkan suatu kebutuhan yang bahkan saat ini sudah membudaya di kalangan para akademisi.

Literasi dianggap sebagai suatu hal baru yang sudah melekat dengan kebutuhan mahasiswa, bahkan hingga kebutuhan para dosen sebagai tenaga pendidik.

Berangkat dari hal itu, literasi yang dikenal saat ini tidak jauh dengan adanya perkembangan digital dan teknologi, sehingga tepat sekali jika literasi digital penting untuk dijadikan pembahasan pada seminar kali ini.

Baca Juga: Lirik Lagu Tanpa Pamrih oleh Feby Putri, Semestinya Semesta Bersorak Menyuarakanmu

Dalam satu kesempatan penyampaian materi, Aidil Wicaksono selaku Dosen Universitas Gunadarma dan Digital Trainer menjelaskan bahwa digital skill penting untuk dimiliki.

"Untuk mendapatkaan hasil yang berbeda, yuk kita lakukan hal yang berbeda," ujar Aidil.

Lebih lanjut, Muhammad Mustafid juga memaparkan data yang menunjukkan bahwa menurut informasi dari Digital Civility Index (DCI) pada tahun 2020, Indonesia berada pada ranking ke-29 dari 32 negara.

DCI merupakan indeks yang dibuat oleh Microsoft untuk mengukur perilaku masyarakat di media sosial. Hal itu bermakna bahwa masyarakat Indonesia sebagai pengguna digital dan teknologi tergolong dalam pengguna yang tidak sopan se-Asia Pasifik.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Rela Kau Tinggalkan Aku’ Cover Maulana Ardiansyah, Baru Rilis Sudah Trending di Youtube, Keren!

Fenomena tersebut tentu menjadi salah satu kajian penting khususnya bagi kalangan akademisi Pascasarjana.

Sejalan dengan hal itu, Miftahul Huda selaku Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo memaparkan bahwa budaya digital yang dibangun saat ini harus tetap bertumpu pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Bahkan Miftahul Huda juga menambahkan, dalam kaitannya dengan budaya digital, setidaknya ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.

“Ada hak seperti mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan melalui media digital. Tetapi juga ingat bahwa ada kewajibannya, yaitu ada hak orang lain yang harus dijaga, menjaga keamanan nasional, ketertiban masyarakat dan moral publik,” ucap Miftahul Huda.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Rela Kau Tinggalkan Aku’ Cover Maulana Ardiansyah, Baru Rilis Sudah Trending di Youtube, Keren!

Sejalan dengan hal itu, Miftahul Huda juga menjelaskan bahwa di lingkungan Pascasarjana IAIN Ponorogo sendiri menjunjung tinggi tiga prinsip utama.

“Core values yang dijunjung tinggi oleh Pascasarjana IAIN Ponorogo adalah nobility, novelty, dan solution,” imbuhnya.

Sehingga dalam mewujudkan hal tersebut, maka digital culture ini penting untuk dikaji oleh para mahasiswa saat ini.

Bahkan menurut Miftahul Huda, perkembangan dunia digital yang semakin besar ini sudah seharusnya menjadi salah satu media untuk mengembangkan potensi mahasiswa.

Baca Juga: Tenang! Bagi Tenaga Honorer Ini Tidak Bisa Ikut Pendataan Non ASN 2022, Ada Jalan Keluar, Apa? Cek Disini

“Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat kita dan generasi bertumbuhkembang, sekaligus tempat dimana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermatabat,” kata Mifatahul Huda.

Selanjutnya, Miftahul Huda juga menyampaikan harapan besar khususnya untuk seluruh mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo, terkait bagaimana menjadikan dunia digital lebih berbudaya.

“Digital Culture sebagai fenomena baru yang tampaknya ada plus dan minusnya, sehingga butuh kearifan untuk meresponnya,” ujar Miftahul Huda.

Seminar Digital Culture, oleh Gerakan Literasi Pandu Digital Indonesia (LPDI)./

“Respon yang terbaik adalah dengan memperkuat literasi berbasis digital, memperkuat Tridharma Perguruan Tinggi khususnya riset berbasis digital dan kontribusi positif sebagai problem solving masyarakat luas termasuk dalam konteks berbangsa dan bernegara,” tandasnya.***

Editor: Intan Sherly Monica

Tags

Terkini

Terpopuler