Menko PMK Muhadjir Effendy Prediksi Masih Ada 10 Juta Masyarakat yang Nekat Mudik Selama Ramadhan 2021

- 22 April 2021, 05:40 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy memprediksi masih ada 10 juta orang yang masih nekat mudik selama Ramadhan 2021 meski telah dilarang pemerintah.*
Menko PMK Muhadjir Effendy memprediksi masih ada 10 juta orang yang masih nekat mudik selama Ramadhan 2021 meski telah dilarang pemerintah.* /Instagram.com/@muhadjir_effendy

PR SOLORAYA - Aktivitas mudik selama Lebaran sudah menjadi ciri khas bagi masyarakat Indonesia. Namun pada Ramadhan 2021 kali ini, masyarakat harus menahan diri untuk tidak mudik terlebih dahulu.

Hal ini dikarenakan adanya larangan mudik selama Ramadhan 2021 yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, demi mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

Meskipun telah dikeluarkan larangan resmi untuk tidak mudik selama Ramadhan 2021 dari pemerintah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy memprediksi di tahun ini masih tetap akan ada pemudik.

Baca Juga: Kapal Selam Milik TNI AL Dikabarkan Hilang Kontak, Sempat Lakukan Latihan Torpedo di Perairan Bali Utara

Tidak tanggung-tanggung, Menko PMK bahkan memprediksi setidaknya ada sekitar 10 juta orang yang akan nekat melakukan mudik selama Ramadhan 2021 meski telah dilarang oleh pemerintah.

Hal ini berkaca dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2020 lalu, telah dikeluarkan kebijakan larangan mudik serupa, namun tetap ada 13 persen dari 73 juta orang yang nekat mudk selama bulan suci Ramadhan.

"Jadi angka pemudik kita itu antara 73 sampai 83 juta itu kalau seandainya dilepas tidak ada larangan,

Baca Juga: Diisukan Ada Orang Ketiga, Sule: Saya Tidak Ada Hubungan Apa Pun Selain Sama Istri Saya

"Dan kalau dilarang itu potensinya masih sekitar 13 persen, jadi sekitar ya mungkin sekitar hampir 10 jutaan," ungkap Muhadjir Effendy, sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Soloraya.com dari kanal YouTube BPKN, pada Rabu, 21 April 2021.

Meskipun begitu, pemerintah tetap berupaya untuk menekan jumlah masyarakat yang masih nekat mudik meski telah dikeluarkan larangan resmi dari pemerintah.

Upaya pemerintah dalam menekan angka pemudik ini misalnya dengan memberikan sanksi tegas, maupun melakukan titik-titik penyekatan di jalan-jalan tikus.

Baca Juga: Demi Wujudkan Indonesia Inklusi, Pemerintah Akan Libatkan Penyandang Disabilitas dalam Pembangunan Bangsa

Pasalnya, apabila jumlah tersebut tidak ditekan, dikhawatirkan akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 seperti di masa Ramadhan tahun 2020 lalu, yang kenaikannya mencapai 93 persen.

"Itu cukup heboh itu cukup semrawut karena itu berarti dua kali lipat dari penduduk Singapura,

"Jadi kelihatannya 10 juta (sedikit) tapi itu sudah dua kali lipat dari penduduk Singapura dan sekarang pemerintah memang berupaya bagaimana memperkecil jumlah yang tidak patuh," jelasnya.

Baca Juga: Sakit Hati Baca DM Sule yang Mengaku Masih Sayang Lina, Nathalie Holscher: Hargai Aku Sedikit Saja

Selain itu, ia juga menyebutkan jika masyarakat bisa turut andil dalam mencegah penambahan jumlah jatuhnya korban akibat pandemi Covid-19 ini.

"Kematian itu memang takdir Tuhan, takdir Allah tapi kan kita juga punya tanggung jawab untuk mencegah jangan sampai terjadi kematian yang sebetulnya bisa dicegah. Kita kan punya hak untuk melakukan ikhtiar," tuturnya.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah