Network
PR SOLORAYA - Semua tim gabungan yang bertugas terus melakukan upaya pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak.
Dalam proses pencarian itu, menurut Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad, dibutuhkan kapal-kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar.
“Untuk saat ini diutamakan kapal-kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, memang tidak semua kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, kapal-kapal yang ini diharapkan dari data awal akan digelar, yang jelas digelar di wilayah-wilayah tersebut,” kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat 23 April 2021.
Baca Juga: Ramadhan 2021: Jadwal Sholat, Imsak, dan Buka Puasa Kota Solo 30 April 2021
KRI Rimau telah dikerahkan dalam proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402, yang akan diperkuat juga dengan KRI-KRI lain yang dapat mendeteksi titik keberadaan kapal selam itu.
“Dari penyisiran secara luas, bisa saja arus bawah laut membawa semuanya. Karena dari pencarian kemarin ini ada KRI Rimau dan nantinya akan diperkuat dengan KRI-KRI lain yang memang bisa mendeteksi dari mana titiknya. Dan memang kapalnya kan sudah diam tidak ada suara dan hanya sonar yang bisa menangkap,” katanya.
Diduga kapal selam itu mengalami mati listrik (black out) dan diperkirakan oksigen tersedia dalam 72 jam, terkait hal ini Kapuspen TNI mengatakan proses pencarian itu melalui tahapan sublock, submiss, dan subsar.
Baca Juga: Sampaikan Kabar Bahagia, Martunis Ronaldo Kini Resmi Jadi Seorang Ayah
“Saat ini kita masih ada di posisi sumbiss ya, jadi istilahnya hilang posisinya, karena ini teknis, saya belum tanyakan sampai ke situ ya,” katanya.
