Minimnya pendapatan yang dihasilkan pedagang pada masa larangan mudik tidak terlalu membuat risau pedagang.
Pasalnya, pada tanggal 3-5 Mei pedagang telah mendulang keuntungan karena banyaknya pemudik yang curi start.
“Sehari berjualan bisa dapat Rp 4 juta, ada yang dapat Rp 10 juta, bahkan Rp 11 juta, karena banyak orang duluan mudik pada tanggal itu,” ujar Eem.
Untuk menutupi biaya operasional selama diterapkannya larangan mudik, pedagang di rest area hanya mengandalkan sebagian keuntungan yang didapat sebelumnya.
Meskipun sepi pembeli bahkan dagangannya tidak laku terjual, pedagang di rest area tetap membuka tokonya.
Dalam masa larangan mudik yang dimulai 6 hingga 17 Mei 2021, semua kendaraan yang mengangkut penumpang dilarang melintasi perbatasan daerah.
Jika ada masyarakat yang nekat mudik, maka konsekuensinya akan dipaksa putar balik ke daerah asalnya oleh aparat keamanan.
Kebijakan larangan mudik ini diberlakukan demi mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin luas serta menekan kenaikan jumlah kasus baru pasca libur panjang.***