Pencarian Korban Erupsi Semeru Terus Dilakukan. Tercatat Sebanyak 4.250 Jiwa Berhasil Mengungsi

- 8 Desember 2021, 10:38 WIB
Evakuasi korban erupsi Gunung Semeru
Evakuasi korban erupsi Gunung Semeru /Tim SAR Surabaya

 

BERITASOLORAYA.com - Indonesia kembali berduka melalui Erupsinya Gunung Semeru. Dilaporkan untuk saat ini sebanyak 34 orang dinyatakan meninggal dunia, diantaranya sebanyak 10 korban di belum teridentifikasi, sementara itu 22 orang dinyatakan hilang.

Hal ini sejalan dengan keterangna dari Danrem 083/Baladhika Jaya, yakni Kolonel Inf. Irwan Subekti selaku Komandan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas Guguran Gunung Semeru.

Adapun pencarian dilakukan menyesuaikan dengan kondisi cuaca di Lumajang, “Pencarian pagi hingga sore dengan memperhatikan cuaca di Lumajang.

Baca Juga: Pendidikan Antikorupsi sebagai Fokus Acara Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2021

Hampir setiap hari, setiap sore rata-rata turun hujan. Upaya pencarian sangat dipengaruhi kondisi hujan di lapangan,” ujarnya.

Di samping itu Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) di bawah koordinasi Basarnas telah menargetkan waktu pencarian korban hilang selama satu minggu.

Untuk lokasi pencarian sementara ini difokuskan di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan.

Untuk mengoptimalkan pencarian para tim di lapangan digunakan alat berat. Dinyatakan juga bahwa tim gabungan sangat memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan di lapangan, dengan selalu mengingatkan kewaspadaan terhadap kondisi material vulkanik yang masih panas dan kondisi hujan di puncak gunung agar terhindar dari banjir lahar dingin.

Selain itu, untuk penanganan warga yang telah mengungsi ditempatkan di posko. Untuk jumlah warga yang mengungsi terdapat berjumlah 4.250 jiwa, yang tersebar pada beberapa titik di Kabupaten Lumajang dan hanya ada 1 titik di Kabupaten Malang dan Blitar.

Berikut adalah data sementara untuk jumlah warga yang telah berhasil mengungsi, diantaranya:  

  1. Kecamatan Candipuro sebanyak 1.733 jiwa,
  2. Pasirian sebanyak 974 jiwa,
  3. Tempeh sebanyak 400 jiwa,
  4. Pronojiwo sebanyak 295 jiwa,
  5. Lumajang sebanyak 199 jiwa,
  6. Pasrujambe sebanyak 197 jiwa,
  7. Sukodono sebanyak 191 jiwa,
  8. Sumbersuko sebanyak 67 jiwa,
  9. Jatiroto sebanyak 56 jiwa,
  10. Yosowilangun sebanyak 28 jiwa,
  11. Ranuyoso sebanyak 26 jiwa,
  12. Rowokangkung sebanyak 16 jiwa,
  13. dan Gucialit sebanyak 8 jiwa.

Bupati Lumajang yakni H. Thoriqul Haq mengatakan bahwa, pemerintah daerah berupaya untuk memberikan pelayanan kepada para pengungsi secara optimal.

Beliau juga menjelaskan penanganan untuk pengungsi akan dilakukan dalam 3 fase yakni jangka pendek, menengah dan panjang, pihaknya akan memindahkan warga yang mengungsi ke fasilitas-fasilitas pendidikan, seperti SD, SMP dan SMA di Lumajang.

Mengenai lokasi pengungsian berada di sejumlah tempat, hal ini dibeberkan oleh Thoriqul, “Tempat pengungsian sekarang berada di beberapa fasiltias umum balai desa dan kecamatan, selanjutnya akan direlokasi ke sekolah. Saat ini kami sedang menginvetaris sekolah SD, SMP dan SMA yang bisa digunakan sebagai tempat penampungan,” tambah Thoriqul.

Disebutkan juga bahwa proses relokasi pemukiman warga terdampak saat ini masih dalam proses identifikasi lokasi, diutamakan pada lahan-lahan milik pemerintah dan pemerintah daerah.

Baca Juga: Berikut Fase-Fase Dalam Pernikahan Yang Harus Diketahui Pasangan

Thoriqul Haq pun menyampaikan harapan dan dukungan agar media memberikan dorongan positif supaya terciptanya suasana kondusif untuk percepatan penanganan paska bencana akibat erupsi Gunung Semeru.***

 

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Info Publik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah