Terkena Dampak Paling Parah Erupsi Semeru, Dusun Curah Koboan Seperti Desa Mati

- 7 Desember 2021, 14:32 WIB
Seorang warga mengumpulkan barang yang tersisa dari rumahnya yang hancur di desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Pusat Kajian Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menghitung kerugian akibat erupsi gunung Semeru ditaksir mencapai Rp310 miliar yang mencakup sarana prasarana umum serta mempengaruhi perekonomian bidang perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan, pertambangan serta pariwisata ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Seorang warga mengumpulkan barang yang tersisa dari rumahnya yang hancur di desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Pusat Kajian Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menghitung kerugian akibat erupsi gunung Semeru ditaksir mencapai Rp310 miliar yang mencakup sarana prasarana umum serta mempengaruhi perekonomian bidang perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan, pertambangan serta pariwisata ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc. /ARI BOWO SUCIPTO
 
BERITASOLORAYA.com - Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, belum lama ini mengalami erupsi hebat, yang mengakibatkan puluhan warga meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka bakar akibat kejadian tersebut.
 
Sampai saat ini, total korban sudah mencapai 22 orang meninggal dunia, 56 orang mengalami luka berat dan ratusan warga harus mengungsi.

BNPB dan BPBD masih melakukan evakuasi dan pencarian kepada warga yang hilang ketika erupsi Semeru.
 
 
Salah satu dusun yang terdampak paling parah adalah Dusun Curah Koboan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 
 
Dusun ini sudah seperti desa mati yang tidak ada lagi aktivitas warga, semua rumah rusak, hewan ternak mati dan tidak ada penerangan ketika malam hari.

Para petugas dan relawan hanya melihat beberapa ternak kambing yang masih hidup dan sampai saat ini masih dilakukan pencarian di dusun tersebut.
 
Di Dusun Curah Koboan, banyak sekali warga yang masih tertimbun dan sampai saat ini petugas tidak mengetahui berapa jumlah warga yang ada di dalam rumah ketika erupsi terjadi.

Parahnya kerusakan Dusun Curah Koboan karena di dusun tersebut menjadi tempat yang dilewati oleh semburan awan panas guguran.
 
Warga di dusun tersebut, banyak masih terjebak di dalam rumah mereka masing-masing karena terjadinya hujan abu dan juga terputusnya akses Jembatan Besuk Koboan (Gladak Perak) yang roboh terkena lahar Semeru.

Selain itu, terdapat rumah-rumah warga juga masih tampak dipenuhi abu pada bagian atap, sedangkan jalan maupun halaman rumah mereka tertutup abu material bercampur lumpur.

Beberapa warga dari Dusun Curah Koboan juga ada yang sempat menyelamatkan diri dan ikut mengungsi ke tempat yang lebih aman.
 
Balai desa, rumah ibadah dan gedung sekolah menjadi tempat pengungsian sementara para warga yang lokasi rumahnya dekat dengan Gunung Semeru.
 
Baca Juga: Hasil Rapat Terbatas, Jokowi Segerakan Vaksin untuk Anak-Anak Usia 6-11 Tahun

Proses pencarian korban yang tertimbun sempat terhenti karena hujan dan juga cuaca yang tidak mendukung. Menurut BNPB, 22 korban yang meninggal, 14 orang dilaporkan dari Kecamatan Pronojiwo dan delapan orang dari Kecamatan Candipuro. ***

 

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x