Network
BERITASOLORAYA.com - BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sudah berhasil mendata jumlah korban meninggal dunia yang diakibatkan oleh meletusnya Gunung Semeru.
Terdata pada Minggu, 5 Desember 2021, Pukul 17.30 waktu setempat sebanyak 14 orang meninggal akibat dari meletusnya Gunung Semeru ini.
BNPB berusaha berkoordinasi dan bekerja sama dengan BPBD Kabupaten bLumahang terkait data dampak erupsi Gunung Semeru ini.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunu Kebencanaan (Pusdatinkom) yang dikutip BeritaSoloRaya.com dari bnpb.go.id dalam konferensi pers yang dilaksanakan Minggu, 5 Desember 2021 tepatnya di Jakarta mengatakan bahwa korban meninggal dunia sudah teridentifikasi di dua kecamatan, yakni tiga orang meninggal berasal dari Kecamatan Candipuro dan sebelas orang meninggal berasal dari Kecamatan Pronojiwo.
Dalam konferensi pers ini juga dijabarkan nama – nama korban yang meninggal di dua kecamatan tersebut, yakni dari Kecamatan Pronojiwo (Luluk, Poniyem, Bawon Triono, Edy, Yatifa, Edy Pranowo), Kecamatan Candipuro (tiga orang masih proses identifikasi, Siti, Dafa). Tidak hanya di dua kecamatan, BNPB juga menemukan satu korban meninggal di Desa Sumberwuluh atas nama Besut.
Tidak hanya korban yang meninggal, tetapi korban yang mengalami luka ringan dan luka besar total keseluruhan sebanyak 56 orang. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) yang berasal dari Kabupaten Lumajang turut melaporkan sebanyak 5.205 jiwa yang mengalami dampak sebaran awan panas dari Gunung Semeru.
Bupati Kabupaten Lumajang juga sudah menetapkan Komando Tanggal Darurat Bencana Awan Panas Gunung Semeru dipimpin Komandan Distrik Militer 0822 Lumajang ditemani Komandan Bataliyon Infantri 527 sebagai Wakil Komandan satu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang sebagai sekretaris, dan Kepala Kepolisian Resor Lumajang sebagai Wakil Komandan dua.
BPBD juga sampai saat ini melaporkan kembali bahwa perkembangan jumlah orang yang mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru menjadi 1.300 jiwa. ***
