BERITASOLORAYA.com - Pendamping Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) di Toba menggelar kegiatan Pekan Literasi Anak yang menyasar anak usia sekolah di Desa Sibolahotang SAS Kecamatan Balige.
Pekan Literasi Anak KPM PKH sejalan dengan kebijakan umum Mensos Risma yang menyinergikan penanganan kemiskinan di Indonesia.
Penanganan kemiskinan menjadi tugas Kemensos. Tidak hanya membantu dengan memberikan bansos kepada penerima manfaat, penyinergian program penanganan kemiskinan juga diimbangi dengan penguatan SDM.
Kemensos membangun community center di daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar), seperti di Erosaman (Papua), Pulau Bertam (Batam), Suku Anak Dalam (Jambi), dan di Timor Tengah Utara (NTT).
Hal ini ditujukan agar penerima manfaat dan anak-anak di daerah 3T tersebut dapat memperoleh akses informasi dengan internet.
Pelaksanaan Pekan Literasi Anak KPM PKH pun sejalan dengan program penguatan SDM yang dilakukan oleh Kemensos. Literasi tentu memberi banyak manfaat untuk SDM.
Baca Juga: Cek Kepastian Seleksi PPPK 2022, Hasil Raker Komisi X DPR RI dan Kemdikbud
Peningkatan literasi penting untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan masyarakat. Bagi anak-anak, kemampuan literasi menjadi stimulan untuk meningkatkan daya nalar dan kecerdasannya.
"Kegiatan ini dilaksanakan, selain karena tingkat literasi anak yang rendah, juga diharapkan untuk memberikan stimulan daya nalar kepada anak KPM PKH Toba, sehingga menjadikan mereka anak yang cerdas dan berdaya nalar tinggi," kata Koordinator PKH Toba Rammen Andino Sinaga di Pekan Literasi Anak KPM PKH Toba belum lama ini.
Ada 145 anak dari Kecamatan Balige yang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan literasi ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran anak KPM PKH di Toba tentang betapa pentingnya membaca dan mengenal bahan bacaan.
Baca Juga: Kelulusan PPPK 2022 Ditentukan oleh Beberapa Hal Berikut, Guru Honorer P3K Tahap 3 Harus Bersiap
Dinas Perpustakaan Kabupaten Toba memberi dukungan pada pekan literasi tersebut dengan mobil Perpustakaan Keliling yang menyediakan bahan bacaan.
Pemerintah Desa setempat juga memberi dukungan penuh untuk kegiatan positif ini. Perwakilan Pemerintah Desa, Asima Siahaan mengaku bangga dan senang karena kegiatan pekan literasi digelar di Desa Sibolahotang SAS.
"Saya bangga dan senang kegiatan Pekan Literasi dilakukan di desa kami dan berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan juga di daerah lainnya,” katanya.
Dalam sambutannya, Pegiat Literasi Pandri Sitanggang berharap kegiatan literasi ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak sekadar seremonial saja.
“Harus ada taman-taman baca PKH di setiap desa yang diinisiasi oleh Pendamping Sosial PKH agar menjadi Peta Jalan Pembudayaan Literasi,” katanya.
Kemensos tentunya juga turut mendukung upaya peningkatan literasi dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Di antaranya dengan memproduksi literasi khusus bagi penyandang disabilitas netra, mendirikan Pojok Baca Digital (Pocadi) di seluruh sentra, dan Sentra Terpadu milik Kemensos se Indonesia.
Selain itu, ada juga perpustakaan dalam community centre untuk anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Jelutih, Jambi dan anak-anak di Kefamenanu, Timur Tengah Utara (TTU), NTT.
Baca Juga: BTS dan TWICE Buat Menteri Luar Negeri AS Kagum karena Pengaruh K-Pop di Amerika
Secara umum, di Indonesia masih perlu peningkatan terhadap literasi bahan bacaan. UNESCO menyebut indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang memiliki minat baca.
Selain itu, hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 menyatakan Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara mengenai minat baca.
Dengan kata lain, Indonesia menjadi 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. ***