Tapi, ketika melakukan pendataan kembali pada November 2022, datanya malah berubah menjadi 2.421.100 honorer.
Ahmad Doli sendiri meminta kepada Kementerian untuk melakukan pendataan agar data tenaga honorer benar-benar valid dan tidak berubah-ubah atau direkayasa.
Sampai sekarang ini, data tenaga honorer tidak pernah jelas sama sekali menurut Ahmad Doli.
Baca Juga: Beruntung Banget, Guru non Sertifikasi Diberikan Kemudahan ini Oleh Kemendikbud, Bisa Langsung....
Selama ini tidak pernah clear datanya," ucap Doli saat melakukan rapat dengan Forum non ASN Jawa Tengah.
Carut marutnya pendataan ini pernah dilihat langsung oleh Ahmad Doli saat dirinya berkunjung ke Kepulauan Riau.
Ketika di Riau, Doli melihat langsung data tenaga honorer yang tidak sama atau menjadi data yang fluktuatif.
"Contoh misalnya waktu itu kami ke Kepulauan Riau, ya bisa aja kejadian hari ini seorang tenaga honorer meninggal, istrinya nangis-nangis, tiba-tiba anaknya dimasukin begitu saja, Itu mengganggu soal database yang pasti, " ujar Doli.
Masalah data yang carut-marut tersebutlah yang membuat jumlah honorer yang diangkat menjadi ASN sangat sedikit sekali.