Hari Disabilitas Internasional, Ini Dia 5 Penyandang Disabilitas di Indonesia yang Berprestasi hingga ke Luar

- 4 Desember 2023, 14:01 WIB
Hari Disabilitas Nasional
Hari Disabilitas Nasional /(foto ilustrasi) Freepik

 

BERITASOLORAYA.com – Setiap tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional. Seluruh dunia merayakannya untuk menghormati dan menghargai para penyandang disabilitas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atau Kemendikbud RI juga merayakan Hari Disabilitas dengan keberagaman dan inklusivitas. Tidak ada batasan untuk meraih mimpi.

Serta selalu mendukung teman-teman disabilitas agar terus semangat untuk meraih cita-cita. Kemendikbud mengajak masyarakat untuk menghapus diskriminasi dan meningkatkan toleransi.

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari laman Instagram @direktoratpmpk, Senin 4 Desember 2023, peringatan tersebut diharapkan menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat dan menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas.
 
 
Selain itu, memberikan dukungan dalam meningkatkan kemandirian dan kesamaan hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.

Masyarakat diharapkan bisa bekerjasama mewujudkan kolaborasi untuk meningkatkan partisipasi aktif penyandang disabilitas dalam pembangunan. Serta mendorong terbukanya akses layanan publik yang semakin ramah dan nyaman.
 
Masyarakat juga memberikan ruang harapan bagi penyandang disabilitas untuk terus berkarya dan meraih prestasi.

Ini dia 5 orang penyandang disabilitas di Indonesia yang mampu berprestasi hingga ke luar negeri dilansir dari Instagram @kemdikbud.ri:
 
 
1. Prof. Dr. Didi Tarsidi
 
Lahir pada 1 Juni 1951, dari keluarga petani, di Desa Tanjungkerta, Sumedang, Jawa Barat. Ia kehilangan penglihatan karena suatu penyakit infeksi pada usia 5 tahun.
 
Kemudian, pada 9 tahun ia dikirim ke Bandung untuk bersekolah di Sekolah Luar Biasa atau SLB bagi anak tunanetra. Ia juga pernah menjadi dosen pada Departemen Pendidikan Khusus di Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI di Bandung hingga Juli 2016.
 
Dihimpun dari berbagai sumber, pada 2003, Didi bersama 4 dosen UPI lainnya dikirim ke Norwegia untuk studi banding implementasi pendidikan inklusif dan pelaksanaan Program Magister Pendidikan Kebutuhan Khusus di Universitas Oslo.
 
Hal itu menjadi cikal bakal pembukaan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus dan Inklusi di UPI.
 
 
Selain itu, Didi juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Tunanetra Indonesia atau Pertuni pada 2004-2009. Dan sebagai Vice President World Blind Union Asia Pasific pada 2004-2008.

2. Putri Ariani
 
Perempuan cantik berhijab ini tengah viral di media sosial karena kemampuannya dalam bernyanyi dan bermain piano. Bahkan, ia yang menyandang tunanetra sejak usia 3 bulan ini bisa menjadi finalis dalam ajang pencarian bakat di Amerika.
 
Perempuan kelahiran 31 Desember 2005 di Bangkinang, Kampar, Riau ini tak pernah membiarkan keterbatasannya menghalangi mimpinya.

 
3. Dr. Cucu Saidah
 
Cucu Saidah yang merupakan penyandang tuna daksa ini adalah aktivis difabel yang berpengalaman lebih dari 18 tahun dalam memperjuangkan hak disabilitas.
 
Ia juga menjalin kerja sama di berbagai organisasi penyandang disabilitas, pemerintah, organisasi non pemerintah, internasional, media dan masyarakat umum. Cucu adalah inisiator dan pendiri Jakarta Free Barrier Tourism atau JFBT.
 
4. Habibie Afsyah
 
Habibie yang merupakan penyintas distrofi atau penyakit otot distrofi adalah seorang penulis, motivator, dan konsultan pemasaran digital. Ia telah menulis sebuah buku berjudul Kelemahanku adalah Kekuatanku serta Sekarang atau Keburu Mati.
 
Buku itu berisi pengalaman hidupnya yang menderita distrofi otot. Meskipun fisiknya terbatas, ia mampu meraih mimpi-mimpinya.

 
5. Stephanie Handoyo
 
Stephanie adalah penyandang down syndrome yang kerap mengharumkan nama Indonesia di berbagai event internasional. Ia berhasil meraih medali emas cabang olahraga renang di ajang Special Olympics World Summer Games tahun 2011.
 
Stephanie berhasil menyisihkan belasan ribu anak di seluruh dunia dan menjadi satu-satunya anak berkebutuhan khusus yang membawa obor di Olimpiade London 2012.***

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x