Hal ini merupakan konsekuensi dari otot lengan yang membengkak saat beraktivitas dan menjadi terlalu kencang.
Otot dikemas dengan rapi dalam tabung jaringan yang disebut fasia. Anda bisa bayangkan selubung pada sosis. Otot menjadi tidak fleksibel dikarenakan terlalu banyak darah yang mengalir sebagai akibat dari olahraga berat.
Dengan otot yang terus mengembang karena tekanan darah, namun darah tersebut tidak bisa pergi karena jalan yang sempit. Hal ini sama juga seperti perban yang dibungkus terlalu ketat.
Darah yang tidak bisa mengalir dengan baik akan menyebabkan kesemutan. Hal tersebut akan mengakibatkan saraf tidak akan bisa merespon dengan benar perintah dari otak.
Baca Juga: Jawab Keresahan Pegawai Honorer, PANRB dan BKN akan Reformulasi Nilai Minimum PPPK
Bagi penderita saat hal ini menyerang menghasilkan lengan yang bengkak karena kesemutan dan keseleo. Sehingga akan membuat lengan Anda laksana beton yang berat.
Hal tersebut bisa berakibat rasa sakit yang luar biasa dan atau perasaan mati rasa. Sehingga ketika itu terjadi penderita tidak bisa merespon maupun mengontrol tangannya dengan benar.
Perintah dari otak yang dikirim ke lengan tidak bisa terjadi dengan seketika. Hal itu tentu sangat berbahaya saat mengendarai MotoGP dengan kecepatan yang mencapai 300 km/jam lebih.
Untuk alasan tersebut banyak pembalap yang rela melakukan langkah cukup ekstrim demi bisa mengatasi masalah arm pump ini. Seperti yang dilakukan oleh Raul Fernandez pada pekan lalu. Yakni dengan melakukan pembedahan.