Network
Melihat masalah tersebut, Shawn Zhang, Maxim Serebryakov, dan Andrés Pérez Soderi menciptakan aplikasi Sanas yang bisa membantu seseorang dalam memahami bahasa berupa aksen atau logat yang membuat kalimat percakapan menjadi menyulitkan.
Dengan bantuan teknologi artificial intelligence yang akan mengubah akses lawan bicara menjadi real time komunikasi.
Ide awal ketiganya bermula dari seorang temannya yang harus resign dari pekerjaanya di call center.
Padahal temannya tersebut, begitu fasih dalam berbicara bahasa Inggris Spanyol, tapi karena aksen bahasa yang dimiliki oleh temannya tersebut, membuat pelanggan yang bertanya dan menghubungi temannya tersebut, menjadi tidak mengerti dan sulit memahami karena aksen bahasa temannya tersebut.
Karena hal tersebutlah, ketiganya membuat aplikasi yang bisa 'memanipulasi' aksen seseorang. Misalnya saja karyawan call center di Filipina bisa berbicara bahasa Inggris dengan aksen ala UK ketika melayani pertanyaan pelanggan dari Inggris.
Penerapan untuk bidang call center, hanyalah permulaan dari aplikasi Sanas.
Kedepannya, aplikasi Sanas bisa diterapkan di berbagai industri dan individu, seperti lembaga non profit, telemarketing sampai bagaimana cucu bisa memahami kakek dan nenek mereka.
CEO aplikasi Sanas, Maxim Serebryakov begitu memiliki visi yang sangat besar akan aplikasinya tersebut.
Baca Juga: Dari Pratama Arhan hingga Piala AFF 2020, Inilah 5 Rencana beserta Pencapaian Timnas Garuda
Maxim membayangkan di masa depan, aplikasi Sanas bisa membantu berbagai individu atau perusahaan bisa berkomunikasi dengan percaya diri dan lebih baik. Aplikasi Sanas bisa berperan penting untuk menyampaikan komunikasi global antar individu. ***
