Program Guru Penggerak di Ujung Tanduk? Nadiem Makarim: Ujung-Ujungnya Keputusan Program Ini..

- 20 Maret 2023, 10:40 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim
Mendikbud Nadiem Makarim /tangkapan layar youtube.com/KEMENDIKBUD RI/youtube.com/KEMENDIKBUD RI

BERITASOLORAYA.com - Guru Penggerak adalah sebuah program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2015.

 Lulusan guru penggerak akan dapat menjadi kepala sekolah ataupun pengawas sekolah yang bisa mendukung proses kebijakan pendidikan agar lebih cepat dan maju.

Namun, baru-baru ini guru penggerak akan dihentikan karena adanya beberapa kritik dan masalah dalam implementasinya dan Menteri Pendidikan juga menyampaikan hal penting untuk guru penggerak.

Nadiem Makarim, selaku Menteri Pendidikan Indonesia saat ini melontarkan pernyataan terkait dengan kekhawatiran lulusan guru penggerak akan kebijakan guru penggerak di masa depan.

Baca Juga: TERBARU, Tunjangan Sertifikasi Guru Resmi Bakal Naik Sebesar 2 Kali Lipat, Siap-Siap Cek Rekening

Beberapa kritik untuk guru penggerak yang dilontarkan adalah kurangnya evaluasi dan pemantauan terhadap kinerja guru-guru yang telah dilatih, serta kurangnya pengawasan terhadap penyaluran dana program.

Tentunya, keputusan untuk menghentikan program Guru Penggerak ini merupakan keputusan yang tidak mudah, terlebih program ini sudah berjalan beberapa tahun dan jumlah lulusannya juga mulai banyak.

Sesuai yang dikutip BeritaSoloRaya.com dari kanal YouTube Guru Abad 21, Nadiem Makarim tampak menjelaskan kelanjutan nasib guru penggerak meskipun kebijakan ke depan akan berubah dan disampaikan pada saat Hari Guru 2022.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini: Memperingati Hari Lahir Sapardi Djoko Damono. Siapakah Beliau? Simak di Sini

"Setelah 2024 dan lain-lain, nah ini. Jangan khawatir karena ini juga kecemasan kami bukan hanya Bapak Ibu karena ini saya dapat pertanyaan ini dari Sabang sampai Merauke," ungkap Nadiem.

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terluar dan terisolir di Indonesia melalui pelatihan guru-guru lokal.

"Jadi setiap inisiatif yang kita lakukan itu selalu kita desain kita buat kita rancang agar sulit diputar balik sulit dihilangkan," tenang Nadiem.

Baca Juga: Kapan THR bagi ASN Dicairkan? Ternyata di Tanggal Berikut menurut Aturan Ini...

Nadiem menggaris bawahi bahwa kebijakan yang diambil di sektor pendidikan ini tentunya juga memikirkan bahwa kebijakannya tidak mudah untuk diubah dan dihilangkan.

Contohnya seperti program guru penggerak dan kurikulum merdeka. Nadiem mencontohkan dua hal tersebut untuk menjawab kegelisahan nasib guru penggerak.

"Nah sekarang coba saya tanya beberapa hal buruk kalau misalnya sudah ada 50 sampai 100.000 guru penggerak, dan mereka sudah menjadi, mungkin setengah dari mereka sudah menjadi kepala sekolah dan pengawas," terang Nadiem.

Baca Juga: Hasil El Clasico: Barcelona Kandaskan Real Madrid 2-1, Barca Digdaya di Puncak Klasemen

"Itu mau diapa-apain, mau kebijakan berubah pun, bagaimana itu bisa berubah? mereka sudah di dalam posisi-posisi kepemimpinan mereka akan mendorong perubahan," jelas Nadiem.

Nadiem menyampaikan bahwa ikatan lulusan guru penggerak akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan program guru penggerak.

Selain itu, Nadiem juga menyampaikan bahwa keberlanjutan program guru penggerak juga menyambung dengan kebijakan kurikulum merdeka yang saat ini diberlakukan.

Baca Juga: Nasib Guru Penggerak Tahun 2024, Menteri Nadiem Sampaikan: Guru Penggerak Masa Nunggu..

"Kurikulum Merdeka menurut saya akan menjadi kurikulum yang relevan untuk jauh ke depan. Kenapa? Karena ini kurikulum yang paling fleksibel yang pernah ada. Paling fleksibel," jelas Nadiem.

Nadiem ungkap bahwa kurikulum merdeka merupakan sebuah kesempatan untuk memajukan pendidikan tertinggal di daerah terpencil dan bisa untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Selain itu, kebijakan program guru penggerak juga salah satunya untuk mendukung program pendidikan di daerah terpencil, serta hingga saat ini program guru penggerak aktif memberikan pengaruh yang nyata.

Baca Juga: Berikut 6 Alasan Munculnya Sakit Gigi, Jangan Anggap Remeh Deh

"Iya memang saya juga khawatir dan cemas sama seperti bapak ibu. Tapi jangan khawatir karena tahu kenapa, ujung-ujungnya keputusan bahwa program-program ini lanjut apa tidak itu sebenarnya Bapak Ibu, bukan ada di pemerintahan," jelas Nadiem.

Nadiem ungkap bahwa kebijakan keberlanjutan program guru penggerak ataupun kurikulum merdeka ini bergantung pada pemakainya, yaitu tenaga pendidik.

"Jadi kekuasaan itu ada di Bapak Ibu jangan pernah lupakan itu kalau bapak ibu menginginkan ini lanjut pasti pemerintah akan mendengarkan," jelas Nadiem.

Baca Juga: Ramadan 2023 Sudah Dekat, Riset Snapcart Ungkap E-Commerce yang Jadi No.1 Pilihan Pengguna

Baik lulusan guru penggerak dan seluruh tenaga pendidik, memang tidak ada keterangan secara resmi apakah guru penggerak ini akan tetap berlanjut pada tahun 2024.

Namun, Nadiem ungkap hal penting mengenai output program guru penggerak yang memang tidak mudah untuk digantikan melalui pernyataan-pernyataan di atas.

"Jadi itulah pentingnya kita punya penggerak-gerak di setiap daerah. Itulah pentingnya kita punya guru-guru yang akan meminta kepada kepala dinasnya akan meminta kepada Menteri berikutnya bahwa Merdeka belajar harus jalan terus," tutup Nadiem.***

Editor: Datu Puan Absa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x