Buku Energi Sudjiatmi, Ungkap Peran ‘Dua Kaki’ Ibunda Tercinta Presiden Jokowi

27 Desember 2021, 03:07 WIB
DYMM Sultan Mulia Kusuma Nata Pakunegara Dicky A. Padmadipura /Inung R Sulistyo/Inung R Sulistyo/ Beritasoloraya.com

BERITASOLORAYA.com - Peluncuran buku yang berjudul ‘Energi Sudjiatmi, Revolusi Mental Ibunda Presiden Jokowi’ berhasil dilaksanakan pada 22 Desember 2021 lalu di Roemahkoe Heritage Hotel, Jalan Dr Radjiman Laweyan, Solo.

Buku setebal 212 halaman ini adalah hasil karya Alfi Rahmandi dkk. Sehingga buku ini bukan hasil satu orang saja, melainkan gabungan dari beberapa penulis yang berkontribusi dalam merealisasikan buku ini.

Penulis yang ikut terlibat dalam penggarapan buku ini juga bukan orang sembarangan. Karena terdiri dari tokoh penting dan menteri di Indonesia.

Baca Juga: Fakta Pertandingan Liga Inggris, 4 pertandingan ditunda 6 Lainnya Digelar

Salah satu penulis buku yang ikut menuangkan tulisannya dalam karya ini adalah DYMM Sultan Mulia Kusuma Nata Pakunegara Dicky A. Padmadipura. Seorang pengusaha sekaligus Sultan ke-15 Kesultanan Pakunegara Kalimantan Barat.

Sultan menuangkan sebuah istilah menarik bagi Sudjiatmi dalam karya tulisnya bersama penulis lain di buku ini. Dalam karyanya Sultan menyematkan istilah ‘dua kaki’ pada Ibunda tercinta Presiden Jokowi.

Dikutip dari buku ‘Energi Sudjiatmi, Revolusi Mental Ibunda Presiden Jokowi’pada halaman 79, terdapat istilah ‘dua kaki’ yang disematkan Sultan untuk mengungkap bagaimana sosok Sudjiatmi ini.

Istilah ‘dua kaki’ yang disematkan tentu memiliki penggambaran mendalam tentang Sudjiatmi. Seorang wanita yang telah memberikan anaknya untuk memimpin negeri ini.

Makna ‘dua kaki’ itu tidak lain adalah terkait peran Sudjiatmi yang berhasil berdiri pada dua peran sebagai seorang wanita. Yaitu sebagai penyokong ekonomi dan peran domestik sebagai seorang Ibu dan istri.

Alfi Rahmadi Penilis dan Editor Buku Energi Sudjiatmi bersama ketiga Putri Ibu Sudjiatmi saat peluncuran buku di kota Solo , 22 Desember 2021 Inung R Sulistyo/ Beritasoloraya.com

Sudjiatmi juga berhasil menyatukan fungsi suami dan istri. Seperti ungkapan budaya Jawa yang menggunakan istilah batu penumbuk untuk laki-laki dan lesung untuk perempuan atau menggunakan istilah penumbuk untuk laki-laki dan cobek untuk perempuan.

Kedua benda ini memang memiliki fungsi yang berbeda. Namun menjadi sebuah kesatuan perangkat atau alat yang tidak bisa dipisahkan untuk melakukan fungsinya dengan baik.

Bahkan Sultan juga menuangkan dalam karya tulisnya yang menjadi bagian dari buku Sudjiatmi, bahwa dalam perspektif kebudayaan Ibunda tercinta Presiden Jokowi ini telah sukses menerapkan falsafah Jawa dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai yang bawa oleh Sudjiatmi atau yang akrab dipanggil Eyang Noto ini seperti kesederhanaan, kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, gotong royong, keberanian, waspada, rendah hati dan nilai luhur lainnya.

Alfi selaku editor dan salah satu penulis dalam buku ini juga menyampaikan bukti empiris terkait integritas Sudjiatmi yang bisa diteladani.

Baca Juga: Hari Ibu di Indonesia Sebentar Lagi, Mari Mengetahui Bagaimana Hari Ibu di Sejumlah Negara Dunia. 

“Ibu Sudjiatmi itu masih mengikuti peraturan ganjil genap di Jakarta ini. Jadi saya sulit membayangnya, ya. Padahal kan dia bisa pakai plat mobil kepresidenan yang memang ada fasilitasnya. Nah, Pak Terawan cerita ke saya pada waktu dia sama Eyang mau pergi ke suatu tempat lah ke kerabat, itu mereka tidak bisa pergi karena mobil Pak Terawan kebetulan pada waktu itu ganjil plat mobilnya sehingga tidak pergi. Padahal fasilitas untuk keluarga presiden seperti yang kita tahu kan dia bebas mau kemana saja. tetapi bayangkan Ibu Sudjiatmi tidak mau.” Ungkap Alfi dalam wawancara virtual, Minggu 26 Desember 2021.***

Editor: Inung R Sulistyo

Tags

Terkini

Terpopuler