Network
BERITASOLORAYA.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka masih sering menemukan siswa yang keluyuran atau nongkrong usai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.
Pengawasan akan lebih diketatkan lagi. Karena harusnya anak-anak itu setelah selesai PTM langsung pulang ke rumah tidak nongkrong.
"Saya sering nemuin pada nongkrong di es kapal sekitar jam 11.00 atau jam 12.00. Mesti saya suruh bubarkan," terang Gibran, Selasa, 19 Oktober 2021.
Gibran menegaskan, mereka nongkrong masih pakai baju seragam sekolah. Harusnya mereka selesai PTM langsung pulang ke rumah, tidak malah main dan nongkrong.
"Masih pakai seragam. Saya selalu mengingatkan jangan buka tutup masker, kalau pulang sekolah jangan keluyuran," ucapnya.
Gibran mengatakan, harusnya sama-sama menjaga dengan kondisi saat ini. Apalagi Kota Solo sudah turun ke level 2, eman-eman kalau naik lagi.
"Pokoknya SOP yang sudah kita anjurkan. SOP itu tidak menyulitkan masyarakat tapi untuk melindungi masyarakat," katanya.
Kasus Covid-19 siswa yang ditemukan di sekolah diduga tertular di lingkungan di luar sekolah.
Karena kalau sudah pulang sekolah, tidak tahu mereka main kemana. Makanya di rumah harus diketatkan juga dari orang tua murid.
"Orang tua diminta kesadarannya, diminta untuk memonitor. Biar manapun di sekolah kan cuma tiga jam paling lama," tuturnya.
Gibran terus memantau dan melakukan pengawasan ke sekolah-sekolah.
Biasanya itu saat berangkat dan sebelum ke Balai Kota selalu datang ke sekolah-sekolah.
"Ini untuk melihat protokol kesehatannya seperti apa. Saya selalu mengingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan," sambung dia.
Orang tua tidak panik adanya klaster PTM ini. Karena antisipasi dan penanganan terus dilakukan, jika ditemukan kasus langsung ditangani.
"Tracing dan testing terus kita lakukan," pungkasnya. ***
