Kebaya Bersama-sama Diusulkan untuk Masuk Daftar ICH UNESCO, Cermin dari Makin Solidnya Negara-Negara ASEAN

23 Februari 2023, 19:11 WIB
Kebaya diusulkan ke ICH UNESCO oleh lima negara ASEAN /tangkapan layar Kemdikbud/

BERITASOLORAYA.com – Kebaya dikenal sebagai busana tradisional bagi perempuan di lima negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, serta Thailand. Hal ini menunjukkan hubungan budaya bersama atau shared culture lima negara tersebut.

Oleh karena itu, kelima negara ini bersama-sama sepakat dalam mengusulkan kebaya ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage atau ICH The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO.

Hilmar Farid, selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek mengatakan bahwa usulan terkait kebaya ini, dimulai ketika Perdana Menteri Malaysia sebelumnya, Dato’ Sri Ismail Sabri, bertemu dengan Presiden RI, Jokowi di Jakarta pada 2021 lalu.

Baca Juga: Akhirnya, Sebanyak 293 Ribu Guru Honorer Kini Ditetapkan Jadi ASN, Begini Harapan Kemdikbud

“Termasuk membicarakan terkait pengusulan bersama bagi beberapa warisan budaya takbenda yang memiliki sejarah shared culture, salah satunya ialah kebaya,” ucap Hilman, dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman Kemendikbud pada Kamis, 23 Februari 2023.

Setelah keduanya selesai berdiskusi, maka dicapailah kesepakatan untuk mengajak negara anggota ASEAN lainnya yang sama-sama memiliki tradisi kebaya, untuk bergabung dalam nominasi bersama.

Hilmar menyebutkan, usulan ini dilaksanakan melalui mekanisme nominasi bersama (joint nomination).

Mekanisme joint nomination dikembangkan oleh UNESCO pada 2008 sebagai upaya merealisasikan tujuan Konvensi UNESCO 2003 (Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage).

Baca Juga: Syarat Sah Puasa serta Beberapa Hal yang Dapat Membatalkan Puasa Ramadhan Sesuai Ajaran Agama Islam

Bukan perihal Pengakuan Hak Paten

Menurut Hilmar, adanya mekanisme nominasi bersama menegaskan bahwa penetapan elemen budaya ke daftar ICH bukan semata pengakuan terhadap suatu negara atas hak paten atau kekayaan intelektual warisan budaya.

Namun, hal ini justru termasuk kontribusi negara pihak atau pengusul dalam mempromosikan keberagaman budaya dan mendorong dialog antar komunitas.

“Dengan semangat demikian, diharapkan dapat mendorong terwujudnya perdamaian internasional,” jelasnya.

Pengusulan kebaya melalui nominasi bersama ini, Hilmar menambahkan, menjadi momentum dalam memperkuat persatuan dan solidaritas regional ASEAN.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Menpan RB Cari Jalan Tengah Terkait Tenaga Honorer, Bagaimana Nasibnya?

Pada tahun 2000 lalu, negara-negara anggota ASEAN mencetuskan Declaration on Cultural Heritage yang berkomitmen untuk memajukan perlindungan dan promosi warisan budaya.

Upaya pemajuan tersebut dilakukan dengan mengembangkan perspektif ASEAN berdasarkan elaborasi terhadap hubungan warisan budaya, sejarah, terlebih lagi identitas regional yang dimiliki bersama.

“Perspektif tersebut menjadi kerangka kerja sama ASEAN dalam upaya pembangunan nasional dan regional di bidang sosial, budaya, dan ekonomi,” ungkap Hilmar.

Dalam hal upaya untuk menindaklanjuti proses nominasi bersama itu, pemerintah melalui Kemendikbudristek akan melaksanakan Workshop Pengusulan Kebaya Sebagai Nominasi Bersama 2023 di Jakarta.

Baca Juga: Update, Jokowi Minta Masalah Tenaga Honorer Cepat Tuntas hingga APPSI Singgung Dampak Penghapusan

Tujuan dari diselenggarakannya workshop tersebut tidak lain adalah guna mempererat kerja sama bidang kebudayaan antara negara ASEAN melalui pengisian bersama naskah nominasi kebaya.

Hilmar tulus mengharapkan bahwa nantinya penyelenggaraan workshop ini bisa memberi gambaran untuk komunitas dalam negeri mengenai tujuan ICH UNESCO.

“Sehingga, tidak lagi terjadi kesalahpahaman yang menganggap bahwa ICH UNESCO adalah pengakuan terhadap asal-usul suatu Warisan Budaya Takbenda atau pengakuan terhadap hak paten/hak kekayaan intelektual, melainkan untuk secara harmonis melindungi warisan budaya bersama tersebut,” tutupnya.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler