Sejarah Berdirinya Sekolah Dalang di Puro Mangkunegaran Surakarta

- 1 April 2022, 13:32 WIB
Pentas wayang di Pendhopo Ageng Puro Mangkunegaran sekitar tahun 1920.
Pentas wayang di Pendhopo Ageng Puro Mangkunegaran sekitar tahun 1920. /Tassilo Adam

K.G.P.A.A.Mangkunagoro VII pun menuliskan Serat Pedhalangan Ringgit Purwo yang disusun dalam 37 jilid dan kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka pada 1930.

Serat pedhalangan ini merupakan pakem yang digunakan oleh para dalang Mangkunegaran dan dalang lulusan Sekolah Pedalangan Mangkunegaran pada pergelaran wayang kulit.
Pakem tersebut meliputi : sabetan, suluk dan iringan.

Mengingat.antusiasme masyarakat untuk belajar mendalang cukup meningkat, maka pada 17 Januari 1950 didirikanlah Pasinanon Dalang Ing Mangkunegaran (Sekolah Dalang di Mangkunegaran)atau disingkat dengan PDMN yang kemudian dibuatkanlah badan hukumnya pada 14 Maret 1967.


Kegiatan belajar mengajar didukung dengan berbagai peralatan penunjang, antara lain gamelan slendro, seperangkat wayang kulit, bangku kursi, rak buku, almari kantor, meja kursi kantor dan meja guru.

Baca Juga: Melakukan Kegiatan Gym dan Olahraga saat Puasa Ramadhan, Begini Penjelasannya

Pembiayaan untuk sekolah dalang tersebut diperoleh melalui dana dari Mangkunegaran, uang siswa sekolah setiap bulan dan dana dari Pemerintah RI.

Pendirian Pasinaon Dalang Ing Mangkunegaran (Sekolah Dalang di Mangkunegaran) bertujuan untuk mencetak dalang yang handal degan pengetahuan serta ketrampilan yang mumpuni.

Di sekolah ini, calon dalang ditempa oleh para dalang handal dan ahli karawitan.

Dalam perkembangannya, sekolah dalang ini terbuka bagi masyarakat yang ingin belajar menjadi dalang.

Syarat untuk masuk ke sekolah ini siswa harus bisa membaca dan menulis karena materi pelajaran disampaikan secara lisan dan tertulis.

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x