Bank Dunia Ajukan Penambahan Modal, Menkeu AS: Kami Tidak Meminta

30 Maret 2023, 14:50 WIB
Logo Bank Dunia. /Antara HO-Bank Dunia /

BERITASOLORAYA.com - Bank Dunia ajukan proposal peningkatan modal sejak Januari. Tetapi, peningkatan modal itu tidak akan terjadi tanpa adanya persetujuan dari pemegang saham dominan Bank Dunia, yakni Amerika Serikat. Dalam hal ini, Amerika Serikat melalui Menteri Keuangan atau Menkeu AS, Janet Yellen menyatakan tidak memerlukan peningkatan modal pada Rabu, 29 Maret 2023.

Penolakan itu terjadi saat rapat dengar pendapat anggaran subkomite Alokasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS dalam hal Negara Bagian, Operasi Asing dan Program Terkait.

“Kami tidak meminta peningkatan modal,” ucap Yellen atas ajuan proposal Bank Dunia itu dikutip BeritaSoloRaya.com dari Reuters.

Baca Juga: Cari Tuan Rumah Baru Usai Coret Indonesia, FIFA Pilih Negara Mana untuk Piala Dunia U-20. Begini Updatenya

Menkeu AS menyatakan ingin memaksimalkan sumber daya swasta sebagai bagian dari investasi Bank Dunia.

“Kami ingin melihat mobilisasi yang lebih baik dari sumber daya swasta bersama dengan investasi Bank Dunia juga, tapi kami meminta penambahan modal saat ini,” kata Menkeu AS menjelaskan.

Janet Yellen mengungkapkan kepada anggota parlemen AS bahwa ia ingin Bank Dunia mereformasi diri dengan memperluas pinjaman. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal ini ditujukan sebagai cara melawan perubahan iklim dan krisis global.

Baca Juga: Gawat! Seleksi ASN 2023 Tak Dibuka di Daerah Ini? Honorer Bisa Batal Naik Status

Menurutnya cara untuk melawan perubahan iklim dan krisis global adalah dengan memperluas sumber daya bank, memperbaharui kebijakan pembiayaan agar selalu inovatif, dan mobilisasi keuangan swasta.

Sedangkan, Bank Dunia ingin mengajukan peningkatan modal. Menurut Menkeu AS itu, cara tersebut tidak diperlukan dan ia menegaskan tidak meminta peningkatan modal.

Bank Dunia mengusulkan peningkatan modal dengan meluncurkan peta jalan evolusi dalam memenuhi tantangan Menkeu AS untuk memperluas misi untuk mengatasi krisis global.

Tetapi, kontribusi AS dibutuhkan dalam peningkatan modal miliaran dolar untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya di Bank Dunia.

Baca Juga: Hasil Liga 1: PSIS 1-2 Persebaya. Bajul Ijo Digdaya di Kandang Mahesa Jenar

Hal ini berbenturan dengan tuntutan Partai Republik yang ingin memangkas pengeluaran sebagai imbalan untuk menaikkan pagu utang federal AS.

Sebenarnya peningkatan modal terakhir Bank Dunia terjadi pada 2018. Ketika itu, negara-negara anggota setuju menaikkan modal Bank Dunia sebesar 13 miliar dolar AS.

Namun, kapasitas pinjaman terbatasi karena dampak pandemi Covid-19 dan adanya perang Rusia-Ukraina.

Yellen mengharapkan agar mantan CEO Mastercard, Ajay Banga dapat terpilih sebagai presiden Bank Dunia untuk mengemban tugas mengatasi tantangan abad ke-21 termasuk iklim, pandemi, konflik dan kerapuhan.

Baca Juga: Pemerintah Berlakukan Cuti Bersama Lebih Awal 2 Hari, Ini alasannya

Ajay Banga lahir di India tetapi kini telah menjadi warga AS. Kini, Ia juga mendapat dukungan dari beberapa pemerintah negara lain untuk memastikan konfirmasinya.

Beberapa dukungan kepada Ajay agar menjadi presiden Bank Dunia datang dari Bangladesh, Inggris, Kolombia, Prancis, Jerman, India, Italia, Pantai Gading, Arab Saudi, Jepang, Kenya, Mesir dan Korea Selatan.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler