BERITASOLORAYA.COM - Kepikunan pada usia lanjut sering dikaitkan dengan demensia dan penyakit Alzheimer. Kedua penyakit sering disalahartikan sebagai kondisi yang sama. Padahal, kedua penyakit ini tidaklah sama.
Mengutip dari WHO, demensia adalah sindrom penurunan fungsi kognitif yang melebihi penuaan pada umumnya.
Penyakit Alzheimer sendiri adalah salah satu penyebab dari demensia, selain stroke, infeksi dan berbagai penyakit lain. Data dari WHO, penyakit Alzheimer menyumbang 60 hingga 70 persen kasus demensia.
Baca Juga: Cara Menghargai Kehidupan dari Albert Schweitzer
NIH (National Institute on Aging) menjabarkan perubahan yang terjadi pada otak pasien yang terkena penyakit Alzheimer.
Perubahan toksik meliputi munculnya protein yang membentuk plak amyloid dan tau tangles. Kedua hal tersebut menyebabkan sel saraf yang sehat berhenti berfungsi dan akhirnya mati.
Dokter Spesialis Saraf RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Galuh Candrasari, Sp. N megatakan kepada BeritaSoloRaya.com "Gejala penyakit alzheminer muncul secara bertahap".
Berbagai gejala tersebut seperti gangguan memori, perubahan personal, kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari, halusinasi, delusi, hingga pada kondisi terakhir tidak dapat berkomunikasi dan bergantung penuh pada orang lain, terang dr. Galuh.