Keliru Taser dan Senjata Api, Petugas Polisi Wanita di Minnesota Mengundurkan Diri

14 April 2021, 16:02 WIB
Ilustrasi senjata api. /Rudy and Peter Skitterians from Pixabay

PR SOLORAYA - Seorang petugas polisi wanita di kota Minnesota, Amerika Serikat, menembak seorang pria ketika terjadi perselisihan dengannya akibat pelanggaran lalu lintas.

Peristiwa itu terjadi ketika petugas polisi wanita menembak mati Duante Wright (20) karena keliru menggunakan senjata api yang ia kira sebuah taser.

Kepala polisi Minnesota menyebut pembunuhan itu sebagai sebuah kecelakaan yang tidak disengaja.

Kini keduanya telah mengundurkan diri pada hari Selasa, 13 April 2021 ketika kerusuhan dan aksi protes terjadi.

Baca Juga: KKB Tembak Mati Dua Guru di Papua, Kombes Polisi M Iqbal Alqudussy: Pelanggaran HAM

Baca Juga: 4 Aplikasi Pesan Antar Makanan Sahur dan Buka Puasa, Ladang Berbagi Rezeki Dengan Driver

Walikota Brooklyn Center Minnesota, Mike Elliot mengatakan keduanya berhenti satu hari setelah kepala kepolisian melaporkan peristiwa tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa Dewan Kota telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemecatan Ketua Kepolisian Minnesota Tim Gannon dan petugas polisi Kim Potter.

"Saya berharap ini akan membawa ketenangan bagi keluarga, komunitas dan masyarakat lainnya," kata Elliott sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters.

"Kami ingin mengirim pesan kepada semuanya, bahwa kami menangani situasi ini dengan serius," ungkapnya.

Baca Juga: Terkena Dada hingga Tembus Punggung, Tukang Ojek di Papua Tewas Ditembak KKB

Baca Juga: Perkuat Program Millenial Smartfarming, BNI Sasar Petani Muda di Klaten

Baca Juga: Sambal Goreng Kentang Udang, Hidangan Khas Nusantara untuk Berbuka Puasa

Walikota Elliot menyatakan simpati kepada para pengunjuk rasa, terutama kepada keluarga korban.

"Apa yang saya lihat adalah orang-orang muda, banyak di antaranya berpenampilan mirip Daunte," kata Elliott, yang juga keturunan Afrika-Amerika.

"Dan saya bisa merasakan sakit mereka. Saya bisa merasakan kemarahan mereka. Saya bisa merasakan ketakutan mereka," lanjutnya.

Langkah itu menyusul protes dan bentrokan antara demonstran dan polisi di Brooklyn Center sejak dua malam.

Pasalnya di wilayah itu sudah mulai memanas lantaran persidangan Derek Chauvin, mantan polisi Minneapolis yang dituduh membunuh George Floyd Mei lalu.

Baca Juga: Jadi Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya Ungkap Habib Rizieq Sempat Lakukan Tes Swab dengan Tim Mer-C

Baca Juga: Tak Bisa Hadir di Pernikahan Atta, Sang Ibunda Beri Nasihat Kepada Aurel Hermansyah Lewat Video Call

Floyd (46) tewas dalam borgol dengan leher terjepit di bawah lutut Chauvin, menjadikan protes nasional terhadap rasisme atas kebrutalan polisi yang melanda Amerika Serikat musim panas lalu.

Akibatnya ratusan orang berdemo di depan markas polisi Brooklyn Center, Minnesota, Amerika Serikat pada Selasa, 13 April 2021.

Tidak hanya aksi protes, para demonstran melakukan penjarahan di berbagai toko di sekitar kantor polisi.

Petugas memerintahkan demonstran untuk pergi sembari menembakkan gas air mata.

Minnesota State Patrol mengatakan para demonstran melemparkan apa saja kepada polisi, termasuk batu dan botol minuman keras.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler