Kasus Covid-19 Makin Parah, Dokter Muda di India Meninggal Setelah Dinyatakan Positif dan Alami Pendarahan

10 Mei 2021, 14:09 WIB
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) berjalan melewati tumpukan kayu pemakaman orang-orang yang meninggal karena Covid-19 di New Delhi, India, 26 April 2021. /Reuters/Adnan Abidi

PR SOLORAYA - Pemutusan rantai penyebaran virus Covid-19 belum menemui titik terang. Banyak negara yang sangat terdampak pada pandemi tersebut.

Di India, lonjakkan kasus virus corona terus meningkat dari hari ke hari.

Dalam sehari, India sempat melaporkan rekor kasus terbanyak, dengan jumlah lebih dari 400.000 kasus.

Baca Juga: Viral usai Kepung Anggota TNI, Debt Collector: Saya Minta Maaf, Saya Menyesal

Akibat lonjakan tersebut, tenaga medis pun kewalahan bahkan parahnya ada yang sampai meninggal.

Dokter muda di Rumah Sakit Guru Tegh Bahadur (GTB) meninggal karena komplikasi terkait Covid-19 dalam beberapa jam setelah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 pada Minggu, 9 Mei 2021 lalu.

Dr Anas Mujahid selama ini bekerja di Rumah Sakit GTB yang telah diubah menjadi rumah sakit darurat Covid-19.

Baca Juga: Terungkap Hasil Kekayaan Bupati Nganjuk yang Terjaring OTT KPK, Punya Tanah yang Tersebar di 10 Kota

Dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari India Today, sang dokter sudah menyelesaikan magang untuk gelar magister kedokterannya pada bulan Januari lalu.

Dokter berusia 26 tahun itu sedang bertugas di bangsal Ob-Gyn sampai Sabtu sore.

Kemudian, Dia dicek statusnya pada jam 8 malam, dan meninggal karena pendarahan intrakranial sekitar jam 3 pagi pada hari Minggu, menurut laporan India Express.

Baca Juga: Heboh Ratusan Pemudik Lolos Pos Penyekatan di Bekasi Tanpa Pengecekan, Begini Penjelasan Polisi

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Anas tidak memiliki penyakit bawaan sebelumnya.

Rekan dan kolega Dr Anas Mujahid, Amir Sohail, mengatakan kepada Hindustan Times bahwa mereka berdua sempat mengunjungi rumahnya untuk buka puasa pada Sabtu malam.

Saat kembali ke hotel, Anas bilang dia terkena demam.

Baca Juga: CEK FAKTA: Masyarakat Berbondong-bondong Mudik Lewat Jalur Sungai

“Dia memutuskan untuk melakukan tes antigen cepat di klinik rumah sakit GTB sebelum pergi ke hotel. Dia dinyatakan positif Covid-19,” kata Dr Sohail.

Dr Sohial mengatakan mereka sedang duduk di klinik, seketika Dr Anas tiba-tiba pingsan.

“Kami membawanya ke bangsal korban. Dia tidak merespon baik. Para dokter mengirimnya untuk menjalani CT-scan. Laporan tersebut mengungkapkan titik pendarahan masif di bagian otaknya,” tuturny

“(Lalu) dia segera dipindahkan ke departemen neurologi, tempat di mana dia dinyatakan meninggal,” sambunganya.

Baca Juga: Sambut Bonus Demografi, LPTNU: 4 Langkah Tingkatkan Potensi Generasi Muda Indonesia

Sohail mengatakan kepada HT bahwa Dr Mujahid tidak mengambil vaksinasi.

Saudara kandung Dr Anas Mujahid, Mauz mengatakan bahwa keluarganya menerima telepon dari rumah sakit sekitar pukul 10 malam.

“Kami tidak percaya apa yang dikatakan teman Anas saat dia bersama kami sampai beberapa jam yang lalu. Orang tua dan saudara-saudara saya segera dilarikan ke rumah sakit. Dalam beberapa jam, dia meninggalkan kami. Keluarga kami shock,” katanya.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Buka Ibadah Haji 2021, Bagaimana dengan Jamaah Indonesia?

AK Jain, dekan UCMS di Rumah Sakit GTB, yang mengonfirmasi kematian Mujahid, namun Dia belum sempat memeriksa laporan medisnya.

“Sangat disayangkan dia tidak bersama kita lagi," ujarnya.

Dr Satendra Singh dari Rumah Sakit GTB juga mengatakan bawah peristiwa itu merupakan kasus langka secara tiba-tiba sekaligus mengkhawatirkan.

Umumnya, para medis telah melihat kasus pembekuan darah dan perdarahan internal pada pasien dengan gejala Covid yang parah. Namun, menurut teman-temannya, dia baik-baik saja sampai hari Sabtu lalu.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: India Today

Tags

Terkini

Terpopuler