PR SOLORAYA - Banu, salah satu Muslim Rohingnya berusia 32 tahun masih merasakan penderitaan akibat kekejaman militer Myanmar.
Kejadian itu bermula pada 2016, ketika militer Myanmar mendatangi desa-desa dari Muslim Rohingya sebagai tanggapan atas serangan pemberontak terkoordinasi di pos-pos keamanan.
Sebagai seorang Muslim Rohingya, Banu mengatakan bahwa rumahnya yang di daerah Pawet Chaung turut dibakar oleh militer Myanmar hingga menyebabkan dua anak laki-lakinya tewas.
Baca Juga: Putri KW Tumbang, Indonesia Sisakan 2 Wakil di Semifinal Orleans Masters 2021
“Rumah saya dibakar di depan mata saya,” kata Banu, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters.
Banu mengatakan jika ia tidak bisa menyelamatkan kedua anaknya dari kobaran api.
Setelah kejadian itu, pada tahun 2017 Banu melakukan perjalanan berbahaya dari desanya di Negara Bagian Rakhine Myanmar ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh.
Baca Juga: Dituding Pelawak Baperan Karena Ogah Di-roasting, Sule: Aku Emang Sensitif
Ia tidak membawa apapun kecuali empat putranya yang masih hidup.