Panik Dianggap Memperburuk Krisis Lonjakan Covid-19 di India, WHO: Tak Perlu Terburu-buru ke RS

- 28 April 2021, 09:36 WIB
India krisis oksigen di tengah mewabahnya Covid-19.
India krisis oksigen di tengah mewabahnya Covid-19. /Reuters/Amit Dave/REUTERS

PR SOLORAYA - Demi menekan lonjakan kasus Covid-19, WHO meminta warga di India tidak perlu terburu-buru ke rumah sakit.

Karena dengan adanya pertemuan massal, di mana varian yang lebih menular dan rendahnya tingkat vaksinasi, justru akan semakin memperburuk krisis lonjakan penularan Covid-19.

Kini, kematian akibat Covid-19 di India sudah mencapai 200.000.

Baca Juga: Pertanyakan Alasan Densus 88 Tangkap Munarman, Tokoh NU: Kenapa Baru Ditangkap Tahun 2021?

Sejumlah rumah sakit yang tidak memiliki persediaan oksigen yang cukup dan tempat tidur akan menolak pasien Covid-19, yang datang.

Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan organisasi tersebut sedang menyediakan peralatan dan pasokan mendesak ke India, termasuk 4.000 konsentrator oksigen, yang hanya membutuhkan sumber energi.

Sebenarnya kurang dari 15 persen penderita Covid-19 yang hanya membutuhkan perawatan rumah sakit dan bahkan lebih sedikit pasien yang akan membutuhkan oksigen.

Baca Juga: Perlukah Dua Kali Suntikan Vaksin Covid-19 Dilakukan di Lengan Berbeda?

Saat ini, salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di India yakni banyak orang yang berdatangan ke rumah sakit.

Hal ini dikarenakan mereka tidak mempunyai akses untuk mendapatkan informasi atau nasihat.

“Padahal pemantauan perawatan berbasis rumah di rumah dapat dilakukan dengan sangat aman,” kata Jasarevic.

Baca Juga: Update Kode Redeem FF 28 April 2021, Ada 19 Kode Baru yang Bisa Ditukar dengan Skin dan Hadiah Menarik Lainnya

Pusat kesehatan di tingkat masyarakat harus memilih dan memilah pasien serta memberikan imbauan tentang perawatan di rumah yang aman.

Meski begitu, pemerintah setempat harus tetap siaga dengan membuka layanan informasi melalui hotline atau papan pengumuman.

“Seperti halnya terjadi negara mana pun, WHO mengatakan gabungan antara pelonggaran aturan perlindungan pribadi, pertemuan massal dan varian yang lebih menular di mana cakupan vaksin masih rendah, mampu menciptakan tsunami yang sempurna,” katanya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah