Konflik Israel-Palestina Makin Menegang, Aksi Saling Serang Masih Belum Berakhir

- 12 Mei 2021, 07:30 WIB
Dikabarkan aksi saling serang di Gaza dan Tel Aviv masih belum berakhir sebagai buntut dari konflik Israel dan Palestina.
Dikabarkan aksi saling serang di Gaza dan Tel Aviv masih belum berakhir sebagai buntut dari konflik Israel dan Palestina. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PR SOLORAYA - Konflik antara Israel dan Hamas akhir-akhir ini mulai intens terjadi sejak Selasa 11 Mei 2021 saat keduanya saling meluncurkan serangan baik di Gaza maupun Tel Aviv.

Dalam dua hari, terhitung 30 warga Palestina dan 3 warga Israel tewas karena serangan udara dari Israel dan penembakan roket oleh Hamas, kelompok militan Islam yang berbasis di Jalur Gaza.

Sebuah blok perumahan 13 lantai runtuh setelah Israel meluncurkan lusinan serangan udara di Gaza.

Baca Juga: 5 Fakta Penangkapan Peredaran Sabu 310 Kg Jaringan Timur Tengah, Terbesar Sepanjang Sejarah

Hingga Selasa larut malam, warga Gaza telah melaporkan rumah mereka bergetar dan langit menampakkan api yang berkobar karena dampak ledakan serangan Israel yang hampir konstan di wilayah mereka.

Sementara itu, di Tel Aviv, warga Israel berlari ke tempat perlindungan yang berjarak lebih dari 70 km (45 mil) di dekat pantai seiring suara ledakan terdengar ketika rudal pencegat dari Israel melesat ke langit.

Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari laman Reuters, Pihak Israel mengatakan ratusan roket telah ditembakkan oleh kelompok militan Palestina.

Baca Juga: Sudah Jadi Tradisi Lebaran, Yuk Simak 4 Makanan Khas dari Berbagai Negara saat Idul Fitri

Bagi Israel, sasaran kelompok militan di Tel Aviv, ibu kota negaranya, menimbulkan tantangan dan konfrontasi yang lebih serius dengan kelompok Islam Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat.

Ketegangan karena tindak penindasan telah terjadi berminggu-minggu di Yerusalem selama bulan Ramadhan.

Bentrokan antara polisi Israel dan pengunjuk rasa Palestina di dalam dan sekitar Masjid Al-Aqsa menjadi sebab meningkatnya intensitas serangan hingga saat ini.

Baca Juga: Masjid Istiqlal Tak Adakan Shalat Idul Fitri, Anies : Bisa Shalat di Masjid di Sekitar Rumah

Di sisi lain, Israel dan Palestina masih berhadapan dengan penundaan sidang kasus sengketa atas rumah warga Palestina di Sheikh Jarrah yang diklaim sebagai pemukim Yahudi.

Melihat situasi yang kian memanas, tampaknya aksi saling serang antara kedua pihak pun tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memperingatkan para militan yang menyerang bahwa mereka akan membayar harga "sangat mahal" atas serangan roket yang diluncurkan sejak Senin 10 Mei 2021 di hari perayaan nasional mereka.

Baca Juga: CEK FAKTA: Perbandingan Paru-Paru Pasien Positif Covid-19 yang Sudah dan Belum Menerima Vaksin

"Hamas dan kelompok jihad Islam akan membayar harga yang sangat mahal atas serangan ini dan korban yang berjatuhan," katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi bersama menteri pertahanan dan panglima militernya.

Mengesampingkan harapan tindak lanjut dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Hamas menunjukkan dirinya sebagai wakil warga Palestina di Yerusalem atas serangan yang terjadi belakangan ini.

Pemimpin kelompoknya, Ismail Haniyeh, mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa Israel telah memprovokasi konflik sejak serangan di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, sehingga mereka akan bertanggung jawab atas konsekuensi tindakannya.

Baca Juga: Niat Zakat Fitrah 2021 Lengkap: untuk Diri Sendiri, Istri, Anak, dan Keluarga

Ismail Haniyeh mengatakan bahwa Qatar, Mesir, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menghubunginya untuk mengurangi intensitas serangan.

"Jika mereka ingin meningkatkan ketegangan, pertahanan kami sudah siap, jika mereka ingin berhenti, pertahanan kami pun sudah siap," ujar Ismail Haniyeh kepada mereka.

Gedung Putih, AS, mengatakan pada hari Selasa 11 Mei 2021 bahwa Israel memiliki hak yang sah untuk mempertahankan diri dari serangan roket yang diluncurkan Hamas.

Baca Juga: Perhatikan 5 Hal Ini Agar Konsentrasi Tetap Optimal Saat Bekerja, Meski Sedang Menjalankan Ibadah Puasa

Namun, ia pun menekankan pada Israel atas perlakuan terhadap warga Palestina baru-baru ini dan mengatakan Yerusalem seharusnya menjadi tempat berdampingan warga negaranya dan warga Palestina.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, membuka jumpa pers hariannya dengan pernyataan tentang situasi tersebut.

Ia mengatakan bahwa fokus utama Presiden Joe Biden adalah pada de-eskalasi konflik serangan antara dua negara.

Baca Juga: Taiwan Tuding China Lakukan 'Kebohongan Tak Tahu Malu', Singgung Soal Akses WHO

Hingga saat ini, Israel mengatakan telah mengirim 80 jet untuk membom Gaza, mengirim pasukan darat, serta memperkuat jajaran tank yang sudah berkumpul di perbatasan.

Hal tersebut membangkitkan ingatan terhadap serangan darat Israel terakhir ke Gaza pada tahun 2014 untuk menghentikan serangan roket.

Diberitakan sampai saat ini, lebih dari 2.100 warga Gaza tewas dalam kurun waktu tujuh pekan karena penyerangan tersebut.

Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Gaza, 73 rumah warga Israel dan ribuan rumah di Gaza telah hancur karena aksi saling serang militer itu.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x