PR SOLORAYA - Gencatan senjata Israel-Palestina dilaporkan terus berlanjut, meskipun ada pertempuran kecil namun perlu dipertanyakan apakah ini hanya penurunan ketegangan di bawah upaya yang berbeda atau menjadi hal baru dari kemajuan dalam proses perdamaian.
Peristiwa yang terjadi di bulan Mei antara Israel-Palestina ini merupakan pengulangan yang menakutkan dari apa yang terjadi pada tahun 2000.
Kembali pada tahun 2000, politisi sayap kanan Israel Ariel Sharon berbaris ke Masjid Al-Aqsa dengan detasemen pengawal. Memicu gerakan intifada kedua, yang berlangsung hingga 2005.
Baca Juga: BTS Rilis Lagu ‘Butter’ Langsung Cetak Sejarah di Spotify, Simak Daftar Lengkapnya
Sebelumnya, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Naked Capitalism, dari hasil pemilu Maret 2021 di Israel, Benjamin Netanyahu dengan koalisi Partai Likud-nya gagal mengumpulkan mayoritas suara dalam waktu yang dialokasikan untuk membentuk pemerintahan.
Tak lama setelah presiden memberikan kesempatan kepada pemimpin oposisi Yair Lapid dari partai Yesh Atid, Netanyahu mengirim polisi Israel untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada malam Al-Qadr 8 Mei, dan melukai 330 warga Palestina.
Pada 10 Mei, kelompok Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, yaitu Hamas dan Jihad Islam menembakkan roket sebagai tanggapan atas pelanggaran terhadap masjid.
Baca Juga: Wajib Tahu, Berikut Aturan Penggunaan Lampu Rotator, Strobo, dan Sirine pada Kendaraan Warga Sipil
Kemudian muncul kerusuhan dan menyebar ke beberapa kota di Israel, termasuk kota Lod yang dikenal dengan kota campuran warga Palestina dan Israel.