AS Janji Bakal Beri Bantuan ke Palestina, tapi Tidak untuk Hamas

- 27 Mei 2021, 10:34 WIB
Ilustrasi bendera Palestina.
Ilustrasi bendera Palestina. /Pixabay/omeng_kusuma/

PR SOLORAYA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat atau AS Antony Blinken tiba di Mesir setelah singgah di Yerusalem dan Ramallah pada Selasa lalu.

Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis, 27 Mei 2021, Blinken mengatakan bahwa pemerintahnya berjanji akan memberikan bantuan baru untuk membantu membangun kembali Jalur Gaza.

Termasuk Rp78,7 miliar dalam bantuan bencana dan hampir Rp472,2 miliar untuk badan bantuan PBB Palestina di sana, setelah ratusan serangan udara Israel yang menghancurkan wilayah tersebut.

Baca Juga: Walaupun Pembicaraan Damai Palestina-Israel Masih Jauh, Menlu AS Tetap Puji Mesir dan Yordania

Berbicara di Amman, Blinken mengatakan Washington bermaksud untuk memastikan bahwa Hamas, yang terdaftar oleh pemerintah AS sebagai organisasi teroris.

Artinya, Hamas, yang menguasai Jalur Gaza tidak akan mendapat manfaat sedikitpun dari bantuan kemanusiaan.

"Dalam beberapa hari mendatang saya akan berkonsultasi secara luas dengan negara-negara Teluk dan mitra lainnya untuk memastikan kita semua berkontribusi pada pemulihan, stabilitas, dan pengurangan ketegangan," katanya.

Baca Juga: Meski Dapat Kesempatan, 75 Pegawai KPK yang Tak Lolos TWK Tak Sudi Mendapat Pembinaan

Mesir, yang berbagi perbatasan dengan Gaza dan memiliki kontak keamanan dengan Hamas, kemungkinan memiliki peran dalam menyalurkan bantuan, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS sebelumnya.

Sementara itu, Qatar juga mengumumkan pada Rabu kemarin akan memberikan bantuan dana sebesar Rp7,1 triliun untuk rekonstruksi Gaza.

"Qatar mengumumkan bantuan dana sebesar Rp7,1 triliun untuk mendukung rekonstruksi Gaza," kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Baca Juga: 3 Alasan Tak Dong Kyung di Drama Doom At Your Service Bisa Hangatkan Hati Myul Mang yang Dingin

“Kami akan terus mendukung saudara-saudara kami di Palestina untuk mencapai solusi yang adil dan langgeng dengan mendirikan negara merdeka mereka," lanjutnya.

Di Gaza, pemimpin Hamas Yehiyeh Sinwar mengatakan pada Rabu kemarin, bahwa kelompok tersebut menyambut baik bantuan rekonstruksi, selama tidak datang dari Israel, serta tidak keberatan dengan upaya pengawasan internasional.

"Saya menekankan komitmen kami di Hamas, bahwa kami tidak akan mengambil satu sen pun yang dialokasikan untuk pembangunan kembali atau masalah kemanusiaan," ungkapnya.

Baca Juga: Qatar Janji Akan Kucurkan Bantuan Dana Sebesar Rp7,1 Triliun untuk Rekonstruksi Jalur Gaza

“Saat saya katakan kami tidak mengambil uang yang diperuntukkan untuk bantuan, ini karena kami memiliki sumber dana yang nyaman untuk kegiatan kami,” tegas Sinwar.

Sebelumnya, baku tembak terburuk dalam beberapa tahun antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina yang dimulai pada 10 Mei lalu, setelah pasukan keamanan Israel menggerebek kompleks Masjid Al-Aqsa, melukai ratusan warga Palestina.

Ketegangan telah meningkat di Yerusalem Timur selama beberapa minggu karena kebijakan Israel di daerah tersebut selama bulan suci Ramadhan dan ancaman pengusiran paksa keluarga Palestina untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi.

Baca Juga: Desak Pejabat Tertib Protokol Kesehatan Meski Sudah Vaksinasi, Epidemolog UI: Publik Semakin Tidak Peduli

Dalam 11 hari pertempuran, serangan udara dan tembakan artileri Israel di Gaza menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.900 orang, menurut kementerian kesehatan di Gaza.

Sedangkan roket dan tembakan lain dari Gaza menewaskan 12 orang di Israel, termasuk dua anak, kata petugas medis. Sekitar 357 orang di Israel terluka.

Gencatan senjata tetap lemah karena ketegangan masih tinggi di Yerusalem dan nasib keluarga Palestina belum terselesaikan.

Baca Juga: Baik Diminum Setiap Pagi, Simak 7 Manfaat Mengonsumsi Air Lemon Setiap Pagi

Pada Rabu kemarin, pengadilan Israel menunda keputusannya atas banding yang diajukan oleh keluarga Palestina yang menghadapi pemindahan paksa dari rumah mereka di distrik Silwan, Yerusalem Timur.

Dalam sambutannya, setelah pertemuannya dengan Blinken pada Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hampir tidak menyebut-nyebut orang Palestina. Bahkan ia mengancam dengan keras, Hamas jika melanggar gencatan senjata.

Saat menutup perjalanannya, Blinken mengatakan bahwa memperbaiki Gaza akan membutuhkan kerja sama dari semua pemain kunci.

“Ini benar-benar kewajiban di semua sisi untuk, sekali lagi, menghindari mengambil langkah-langkah yang berpotensi menyalakan kembali siklus kekerasan ini,” pungkasnya.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah