Network
Riyadh memasok berbagai kelompok pemberontak lokal dengan keuangan dan persenjataan, termasuk rudal anti-tank buatan Amerika Serikat (AS).
Namun, kini Arab Saudi tampaknya melihat peluang koridor kekuasaan di Damaskus sebagai jalan untuk menopang kepentingan regionalnya yang lebih luas.
"Waktunya telah tiba untuk menerima bahwa Suriah, sebagaimana adanya, adalah bagian yang tak terhapuskan dari lanskap Arab," ungkap salah satu pejabat dari Kementerian Luar Negeri Saudi yang tidak mau disebutkan namanya juga.
Meredakan Ketegangan Iran
Menurut seorang pejabat yang berbasis di Damaskus dari Kementerian Luar Negeri Suriah yang mengetahui rahasia pembicaraan baru-baru ini dengan Riyadh mengungkapkan bahwa MBS terlibat dalam upaya meredakan ketegangannya dengan Iran.
“MBS terlibat dalam upaya untuk meredakan ketegangan dengan Republik Islam Iran dengan terlibat dengan Suriah,” jelasnya.
Baca Juga: Spoiler Badai Pasti Berlalu 9 Juni 2021: Dicky Lampiaskan Amarah Pada Helmy
Menurut pejabat itu, MBS menginstruksikan timnya untuk meyakinkan Suriah bahwa dia tidak ingin lagi melawan Bashar, dan bahwa Suriah, sebagai negara saudara Arab, secara alami harus dekat dengan Arab Saudi.
Pejabat itu, meskipun menolak untuk mengonfirmasi, juga menyinggung kemungkinan kehadiran Iran di pertemuan Damaskus, dengan mengatakan, "katakan saja Iran segera sangat menyambut apa yang mereka dengar."
