Penembakan di Donetsk telah meningkat sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah separatis sebagai wilayah independen.
Putin juga memerintahkan pengerahan pasukan yang disebutnya sebagai pasukan penjaga perdamaian.
Baca Juga: AS Menjatuhkan Sanksi pada Perusahaan yang Membangun Pipa Nord Stream 2 Rusia
Namun langkah ini dianggap sebagai sebuah langkah awal invansi oleh Barat.
Moskow telah lama membantah bahwa mereka memiliki rencana untuk menyerang meskipun mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat tetangganya.
"Saya meminta bantuan untuk mengusir agresi militer rezim Ukraina terhadap penduduk Republik Rakyat Donetsk," kata Denis Pushilin yang mengepalai wilayah yang diakui Moskow sebagai wilayah independen.
Gedung Putih menolak permohonan bantuan separatis dan menganggapnya sebagai operasi "bendera palsu" Rusia.
Kejadian ini dianggap sebagai sebuah krisis palsu yang dibuat untuk membenarkan intervensi yang lebih besar.
"Itu menunjukkan bahwa mereka merasa di bawah ancaman. Oleh siapa? Orang-orang Ukraina yang diancam akan diserang oleh Rusia?,” kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.***