Dmitry Medvedev menambahkan bahwa jika kepemimpinan Rusia telah mengambil sikap yang tidak bertanggung jawab, itu akan menarik diri dari perjanjian START Baru (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis), karena orang-orang yang menandatanganinya sekarang masuk dalam daftar sanksi Barat.
Bahkan ketika tidak ada yang menginginkan perang, pada titik tertentu hal itu bisa terjadi.
Oleh karena itu, kata dia perlu ada yang menerapkan kebijakan yang bertanggung jawab untuk menghindari perang lebih besar dengan menggunakan senjata mematikan.
"Tidak ada yang menginginkan perang, apalagi perang nuklir, yang merupakan ancaman bagi keberadaan peradaban manusia," kata Dmitry Medvedev.
Baca Juga: Kepala WTO: Konflik Rusia Ukraina Berdampak Serius Pada Pasokan Pangan
Dia kemudian menjawab pertanyaan tentang kemungkinan konflik nuklir atau perang antara Rusia dan NATO.
"Dalam pengertian ini, para analis yang mengatakan, mungkin agak sinis, tetapi bagaimanapun, bahwa pengembangan senjata nuklir telah mencegah sejumlah besar konflik di abad 20 dan 21, adalah benar. Ini benar. Faktanya, itulah yang terjadi," tutur Dmitry Medvedev.
Dengan perkembangan situasi antara Rusia dan Ukraina saat ini, dia tidak menampik jika ancaman perang nuklir pasti ada. Namun, Rusia akan bertarung untuk menghindari hal tersebut.
Baca Juga: Drama Twenty Five Twenty One Ungkap Pergolakan Batin Nam Joo Hyuk yang Akan Bikin Tersentuh