Network
BERITASOLORAYA.com – Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe merupakan salah satu pemimpin paling konsekuensial dalam sejarah pasca perang Jepang.
Sebagai perdana menteri terlama di Jepang, Shinzo Abe berperan penting di negeri sakura tersebut.
Selain dikenal sebagai mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe juga dikenal dengan kekuatan polarisasi.
Baca Juga: Ketentuan Baru Rapor Peserta Didik di Kurikulum Merdeka Belajar, Himbauan untuk Guru Semua Jenjang
Kerap kali Shinzo Abe menghadapi berbagai pujian dan kritik di dalam negeri sakura karena pandangan konservatif serta cara pemerintahannya.
Sebagai mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dianggap berhasil meningkatkan citra Jepang di panggung dunia.
Karena itulah, tidak mengherankan apabila banyak Perdana Menteri dan polisi dari semua garis menghormati sosok Shinzo Abe ini.
Di era peningkatan ketegasan militer dan ekonomi Tiongkok, Shinzo Abe secara luas dikreditkan sebagai arsitek utama kerangka kerja ‘Quad’, yaitu pengelompokan keamanan Jepang, AS, Australia dan India.
Baca Juga: Berikut Daftar Terbaru Iuran BPJS Kesehatan di Tahun 2022
Melalui kerangka kerja ‘Quad’, Shinzo Abe memajukan diplomasi berbasis nilai yang mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum.
Inilah salah satu peranan besar Shinzo Abe selain dikenal sebagai mantan Perdana Menteri Jepang.
Shinzo Abe pernah menjabat sebagai perdana menteri dua kali di Jepang. Selama kedua kalinya menjabat sebagai perdana menteri yang berlangsung dari Desember 2012 hingga September 2020, diketahui selama ini Shinzo Abe memulihkan stabilitas politik Jepang.
Stabilitas politik Jepang berhasil dipulihkan setelah periode ketika negara tersebut dikritik karena perdana menteri ‘revolving door’, yaitu pemimpin negara yang berubah setiap tahun. Shinzo Abe berhasil menstabilkan politik di Jepang setelah momen kritik tersebut.
Baca Juga: Guru Wajib Tahu! Kemdikbud Rilis Regulasi PPPK 2022 untuk Daerah yang Tidak Usul Formasi, Ada Pembaruan?
Sebelumnya, Shinzo Abe menjadi perdana menteri pada 2005, kemudian mundur setahun karena alasan kesehatan. Tetapi selang beberapa lama kemudian, Shinzo Abe kembali ke dunia pemerintahan dan menjadi perdana menteri kembali.
Di bidang kebijakan luar negeri, Shinzo Abe tidak seperti kebanyakan pemimpin dunia lainnya. Mantan Perdana Menteri Jepang ini juga menjalin hubungan pribadi yang erat dengan mantan Presiden AS Donald Trump.
Peranan Shinzo Abe yang lainnya adalah membantu menstabilkan hubungan Jepang dengan sekutu utamanya selama masa ketegangan diplomatik antara AS dengan negara-negara yang lain.
Shinzo Abe juga dikenal karena kebijakannya yang hawkish, termasuk dorongannya untuk merevisi konstitusi pasifis untuk memperjelas status hukum Pasukan Bela Diri.
