China Latihan Militer Skala Besar di Sekitar Taiwan, Dikhawatirkan Lakukan Blokade

- 5 Agustus 2022, 17:17 WIB
Lakukan latihan militer skala besar, China kepung Taiwan dari berbagai sisi
Lakukan latihan militer skala besar, China kepung Taiwan dari berbagai sisi /New York Times

BERITASOLORAYA.com – Kondisi di Asia semakin memanas lantaran China memulai serangkaian latihan militer skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Kamis 4 Agustus 2022.

Latihan militer yang dilakukan oleh China disebutkan sebagai bentuk reaksi terhadap kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan. Latihan militer ini dikhawatirkan dapat memicu krisis baru di Selat Taiwan.

China telah melakukan latihan militer hampir lima hari berturut-turut dan menjadi latihan militer terbesar yang pernah ada di sekitar Taiwan. 

Baca Juga: Kemdikbud Beri Batas Waktu Guru Non Sertifikasi agar Lakukan Ini hingga Tanggal 11 Agustus 2022, Cek Segera!

Beijing telah melibatkan pasukan udara, angkatan laut, angkatan darat dan amfibi, serta latihan jarak jauh seperti penembakan dan peluncuran uji coba rudal konvensional.

Kapal perang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terlihat berkumpul di sekitar perairan Taiwan pada tengah hari untuk menandai dimulainya latihan secara resmi.

Taipei melaporkan bahwa ada beberapa penembakan rudal balistik Dongfeng China ke perairan timur laut dan barat daya Taiwan tidak lama setelah itu.

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari The Japan Times, Kementerian Pertahanan Taipei telah menjadi target serangan siber terbaru. Namun, kementerian berjanji akan memantau dengan cermat aktivitas China.

Baca Juga: Rilis SE! Guru Non Sertifikasi Segera Simak, Kemdikbud Beri Kabar Baik Ini, Cek Batas Waktunya

“Kami akan memberikan tanggapan yang tepat bila diperlukan,” kata pejabat kementerian pertahanan Taiwan. “Beijing telah menunjukkan niatnya untuk mengubah status quo dan mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan.”

“Kami tidak mencari eskalasi, tetapi kami tidak akan mundur ketika menyangkut keamanan dan kedaulatan kami,” tambahnya.

Latihan militer China disebut akan berkonsentrasi pada tujuh wilayah maritim dan udara yang tujuannya mengelilingi Taiwan dan memengaruhi rute penerbangan penting dan jalur pelayaran internasional.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Sambut HUT Kemerdekaan RI ke-77 dan Tutorial Pakainya, Gratis!

Taipei mengecam keras tindakan tersebut dan menyatakan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya akan melanggar kedaulatan Taiwan dan hukum internasional tetapi sama dengan blokade yang dilakukan angkatan laut dan udara.

Hingga saat ini yang bisa dilakukan Taiwan adalah menggunakan rute alternatif. Menteri Transportasi Taiwan Wang Kwo-Tsai mengatakan penerbangan masuk dan keluar akan menggunakan rute udara alternatif melalui Jepang dan Filipina.

Taiwan sudah mengerahkan pesawat tempur untuk memperingatkan 27 jet China yang 22 jetnya dilaporkan melintasi garis tengah yang memisahkan dua negara itu.

Baca Juga: 4 Kebiasaan yang Sebabkan Jerawat pada Perempuan Berhijab. Apa Saja dan Bagaimana Mengatasinya?

Beijing juga dilaporkan menerbangkan drone militer yang dicurigai berada di atas pulau Kinmen dan Beiding, Taiwan yang berada di lepas pantai tenggara China, dekat kota Xiamen.

Kristen Gunness, seorang pakar keamanan dan peneliti kebijakan senior berpendapat bahwa latihan militer China belum berada dalam tahap blokade yang sesungguhnya.

Gunness mengatakan, tidak adanya pasukan China yang mengambil tindakan mencegah lalu lintas udara dan laut untuk memasuki perairan Taiwan dengan ancaman penembakan menandakan bahwa blokade sebagian besar akan tetap simbolis.

Baca Juga: Lawan Arema FC, PSS Sleman Ingin Dedikasikan Kemenangan untuk Almarhum Tri Fajar Firmansyah

“Mengingat bahwa ini kemungkinan hanya merupakan unjuk kekuatan dan dengan asumsi bahwa China tidak ingin terlibat konflik langsung saat ini, pasukan Taiwan harus terus memberi sinyal bahwa mereka akan siap untuk mempertahankan kedaulatan namun tidak untuk meningkatkan situasi krisis,” kata Gunness.

Namun demikian masih ada kekhawatiran bahwa China menggunakan latihan militer dan aktivitas koersif lainnya untuk secara bertahap mencekik Taiwan, baik secara fisik, digital, dan ekonomi.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: The Japan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah