Hal ini juga berlaku pada penanganan berbagai permasalahan ASEAN yang terjadi baru-baru ini.
Ketegangan politik Myanmar, misalnya, merupakan permasalahan mendesak yang mengancam keanggotaan ASEAN.
Myanmar sempat dikecualikan dalam pertemuan Menlu ASEAN bulan Juli lalu di Kamboja karena dinilai menyelisihi consensus perdamaian yang disepakati tahun lalu.
Myanmar enggan mengirim perwakilan nonjunta, seperti yang disyaratkan ASEAN, untuk mendiskusikan soal komitmen perdamaian bersama para Menlu negara-negara lain di kawasan.
Junta Myanmar bahkan menganggap beberapa negara ASEAN sudah terlalu mencampuri urusan dalam negeri Myanmar yang tahun lalu mengalami krisis karena kudeta.
Permasalahan lain yang tidak kalah mendesak adalah Laut China Selatan yang turut melibatkan Beijing serta masalah Rohingya yang melibatkan banyak pihak.
“Saya percaya dengan kekuatan besar seperti insting besar, Indonesia dapat memengaruhi situasi ini,” kata Ismail.
Ia juga menambahkan Indonesia bisa menyelesaikan berbagai isu-isu penting di kawasan ASEAN dengan cepat. Dengan syarat, Indonesia mendapat dukungan penuh dari seluruh anggota ASEAN.