12. Maroko
Maroko, yang bergerak menuju hubungan diplomatik penuh dengan Israel di bawah Perjanjian Abraham, telah menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas situasi di Gaza dan menyerukan penghentian kekerasan segera dan kembali ke ketenangan. Negara ini menekankan pentingnya dialog dan negosiasi sebagai cara untuk mencapai solusi dua negara.
Dalam sebuah sesi Liga Arab, Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita, menekankan "dukungan penuh dan tak tergoyahkan" Maroko untuk Palestina.
13. Malaysia
Malaysia menyerukan diakhirinya kekerasan di Jalur Gaza, menyoroti pendudukan dan penderitaan rakyat Palestina yang berkepanjangan, serta penodaan Masjid Al-Aqsa sebagai akar penyebab konflik.
14. Maladewa
Pemerintah Maladewa telah menyatakan keprihatinannya atas kekerasan yang meningkat di Jalur Gaza dan menegaskan kembali solidaritasnya dengan rakyat Palestina.
Pemerintahnya mengatakan bahwa perdamaian abadi di Timur Tengah hanya dapat dicapai melalui solusi dua negara berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
15. Norwegia
Menteri Luar Negeri Norwegia, Anniken Huitfeldt, mengkritik blokade total terhadap Gaza sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima dan menekankan bahwa hak Israel untuk mempertahankan diri harus sesuai dengan hukum internasional.