BERITASOLORAYA.com – Setelah melahirkan, kebanyakan ibu mengalami berbagai macam emosi dan perubahan suasana hati. Emosi yang tidak stabil dan perasaan sedih yang melanda bisa jadi merupakan gejala dari baby blues. Setelah melahirkan, kadar estrogen dan progesteron tiba-tiba turun dan banyak orang merasa kewalahan serta tidak enak badan.
Kurang tidur, isolasi, dan stres saat merawat bayi dapat berdampak pada perubahan hormon secara tiba-tiba setelah melahirkan. Kombinasi tersebut dapat membuat Anda merasa seperti sedang berada dalam roller coaster emosional.
Jika Anda mengalami hal tersebut dan merasa lebih baik setelah beberapa hari atau sekitar dua minggu maka, itu disebut sebagai baby blues.
Baca Juga: Apa Itu Baby Blues? Kenali Pengertian, Gejala dan Perbedaanya dengan Depresi Pasca Melahirkan
Namun, jika merasa lebih buruk setelah dua minggu, maka Anda mengalami depresi pasca melahirkan.
Baby blues merupakan hal yang normal terjadi pada setiap ibu. Meski begitu, Anda tetap tidak bisa mengabaikannya. Jika tidak segera ditindaklanjuti gejala tersebut bisa menjalar ke masalah lebih serius yakni depresi.
Perubahan suasana hati juga dapat mempengaruhi pengalaman ibu setelah melahirkan termasuk cara menyusui, ikatan batik dengan si bayi dan kualitas hidup secara keseluruhan.