Ramadhan Jatuh Tanggal Berapa? Intip Jadwal dan Informasi Puasa Ramadhan dari Muhammadiyah, NU, dan Pemerintah

- 30 Januari 2024, 18:21 WIB
Ilustrasi bulan puasa atau Ramadhan. Simak tanggal mulai puasa berdasarkan NU, Muhammadiyah, dan pemerintah
Ilustrasi bulan puasa atau Ramadhan. Simak tanggal mulai puasa berdasarkan NU, Muhammadiyah, dan pemerintah /Pixabay/suhailsuri

BERITASOLORAYA.com - Intip jadwal puasa Ramadhan dari Muhammadiyah maupun Nu dan pemerintah.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H sebagai awal puasa Ramadhan. Jadwal tersebut jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024.

Untuk jadwal penetapan Ramadhan 2024 versi Muhammadiyah, hal ini tertulis dalam Hasil Hisab Awal Ramadan, yaitu 1 Syawal dan 10 Zulhijah 1445 H.

Dalam hasil metode hisab oleh Muhammadiyah dijelaskan bahwa ijtimak menjelang Ramadan 1445 H terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024. Ijtima menjelang Ramadhan terjadi pada pukul 16.07.42 WIB.

Ijtima yang dimaksud adalah suatu peristiwa saat bumi, matahari, dan bulan tepat berada di posisi bujur langit yang sama. Hal tersebut tampak jika dilihat atau diamati dari bumi.

Baca Juga: INFO TERBARU! Pemerintah akan Salurkan BLT Rp600 Ribu, BLT El Nino Ganti Nama? Ini Penjelasannya

Ijtima dapat terjadi pada saat yang sama. Ia berlaku untuk seluruh muka bumi, akan tetapi jamnya tergantung pada jam di tempat bersangkutan atau waktu setempat.

Masih menurut Muhammadiyah, menurut jam WIB, ijtima terjadi pada pukul 16.07.42 WIB. Hal ini berarti sama dengan pukul 12.07.42 WAS atau Waktu Arab Saudi sebab selisih waktu Indonesia-Arab Saudi adalah 4 jam.

Ketika matahari terbenam pada hari Minggu, 10 Maret 2024 di wilayah Indonesia, pada saat itu, bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud) kecuali di beberapa wilayah termasuk Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

Oleh sebab itu, bila dilihat di wilayah Indonesia, tanggal spesifik 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024. Melihat hal itu, warga Muhammadiyah nantinya akan mengawali salat tarawih pada Minggu, 10 Maret 2024.

Lalu, warga Muhammadiyah juga akan mengawali puasa Ramadhan sekaligus sahur perdana pada 11 Maret 2024.

Baca Juga: Pinjaman Selain KUR BRI, Intip Program Kupedes BRI Berikut Keuntungan dan Perbedaan di Antara Keduanya!

Bagaimana dengan Jadwal Ramadan 2024 versi Pemerintah dan NU?

Sampai saat artikel ini ditulis, tampak bahwa baru ormas Muhammadiyah saja yang telah menetapkan awal puasa di bulan Ramadhan 2024. Pemerintah, dalam hal ini Kemenag beserta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum memutuskan jadwal puasa Ramadhan 2024.

Akan tetapi, bila merujuk tahun-tahun sebelumnya, Kemenag dan NU biasanya akan menetapkan awal Ramadhan dengan mengadakan sidang isbat. Sidang isbat biasanya dilaksanakan setiap tanggal 29 Sya'ban setiap tahunnya.

Sidang isbat merupakan pemaparan para ulama/ahli maupun pendapat organisasi-organisasi Islam sebelum pengambilan putusan tentang awal Ramadhan. Setelah sidang isbat selesai, hasilnya akan menmunculkan awal Ramadhan, serta diumumkan secara langsung oleh Menteri Agama.

Pada sidang isbat tahun lalu, rangkaian sidang isbat oleh Kementrian Agama dibagai menjadi 3 tahap:

1. Pertama, rangkaian pemaparan posisi hilal awal Ramadan berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi.

2. Agenda sidang isbat selanjutnya adalah pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan setelah Salat Magrib dan tertutup untuk umum.

3. Terakhir, pemaparan atau telekonferensi pers yang mengumumkan hasil sidang isbat, yang akan disiarkan secara langsung.

Baca Juga: Penuhi Kriteria Ini, ASN Fix Pindah ke IKN Tahun 2024, Begini Fase dan Tahapannya

Di sisi lain, untuk NU, pelaksanaan maupun penetapan 1 Ramadhan sama halnya seperti Kemenag. Perlu diketahui bahwa sampai saat ini NU juga belum menentukan awal puasa Ramadan 2024.

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari berbagai sumber, untuk NU, ormas Islam terbesar di Indonesia ini menempuh penetapan 1 Ramadhan dengan pelaksanaan rukyatul hilal atau proses pengamatan ketampakan hilal. Hal ini terjadi saat matahari terbenam menjelang awal bulan yang dilakukan di sejumlah titik pengamatan.

Dalam metode rukyatul hilal yang ditempuh NU, hilal yang berada di bawah ketinggian dua derajat mustahil diamati dengan mata.

Namun sebagai catatan, apabila objek yang dilihat lebih dari dua derajat, maka hilal memungkinkan untuk dilihat dengan mata telanjang.

Demikian penjelasan mengenai jadwal penetapan 1 Ramadhan beserta informasi penting lainnya mengenai metode penetapan 1 Ramadhan versi Muhammadiyah, NU, dan pemerintah.***

Editor: Dian R.T.L. Syam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x