Kepala Badan Geologi ESDM Sampaikan Tiga Ciri Khas Dari Erupsi Gunung Semeru

7 Desember 2021, 22:01 WIB
Tim SAR gabungan menggali material guguran awan panas Gunung Semeru saat pencarian korban yang tertimbun material tersebut di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Selasa 7 Desember 2021. Di antara korban meninggal dunia, Rumini dan ibunya Salamah ditemukan dalam kondisi berpelukan. Kisah haru ibu dan anak ini pun viral /Zabur Karuru/ANTARA FOTO

 

BERITASOLORAYA.com - Kepala Badan Geologi ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan pihaknya masih melakukan pemantauan terkait guguran awan panas yang menimbulkan 3 ciri khas dari erupsi Gunung Semeru.

“Setelah paska letusan kemarin, hari Sabtu kemarin sore gitu ya. Nah ini masih kita rekam beberapa rekaman erupsi lagi yaitu berupa awan panas guguran ini memang ciri khas dari Semeru ini adalah erupsinya berupa awan panas guguran itu ada setidaknya 3,” kata Kepala Badan Geologi ESDM, Eko pada Konferensi Pers secara daring mengenai perkembangan hari kedua pasca erupsi Gunung Semeru, pada hari Minggu, 5 Desember 2021.

Baca Juga: Kata Ahli, Ini Cara Cegah Penyakit Akibat Letusan Gunung Berapi

Pertama erupsi guguran awan panas kembali terjadi pada dini hari yakni pukul 00.30, kemudian yang kedua pada waktu subuh yakni pukul 05.00, dan ketiga pada pukul 10.00.

Eko menyampaikan hambatannya dalam memantau guguran awan panas erupsi diakibatkan adanya kabut tebal yang menghalangi jarak pandang ke Gunung Semeru.

“Dua yang pertama itu memang tidak terlihat seberapa jauh luncurannya ya karena visualisasi tertutup oleh kabut itu,” kata Eko.

Sementara itu, Eko memaparkan jarak guguran awan panas dapat terpantau pada 2 km dari puncak.

“Kemudian yang jam 10.00 masih terpantau yang lebih kurang 2 km dari puncak karena peluncurannya, jadi mungkin ada agak sedikit menurun jarak menculnya bandingkan dengan yang hari Sabtu kemarin yang cukup besar,” kata Eko.

“Ada informasi 10,11 kilo tapi ada juga yang mengatakan 4,5 kilo ini masih kami selidiki karena tidak mudah juga untuk mencapai lokasi itu jadi apa meski demikian memang lihat ada penurunan,” lanjutnya.

Meski demikian Kepala Badan Geologi ESDM akan terus memantau aktivitas erupsi Gunung Semeru selama 24 jam.

“Tetapi kita pantau terus ini akan kami memantau 24 jam sehari untuk aktivitas Gunung Semeru ini,” katanya.

Eko berharap apabila potensi erupsi akan muncul kembali tidak lebih besar seperti yang terjadi pada hari Sabtu, 4 Desember 2021.

“Ya mudah-mudahan erupsi-erupsi lain tidak terlalu besar ya, meskipun nanti akan terjadi lagi sesuai dengan sebelum-sebelumnya,” kata Eko.

Eko juga menyampaikan pihaknya akan terus mewaspadari jika terjadi curah hujan dengan intensitas yang tinggi.

Sebab curah hujan yang tinggi juga turut mempengaruhi aliran erupsi Gunung Semeru, di Jawa Timur.

Baca Juga: Pesona Kecantikan Park Shin Hye Jelang Pernikahan di Bulan Depan

“Tapi kami berharap tidak terlalu besar dan mungkin juga yang perlu kita penting juga kita waspadai adalah tingkat dari curah hujan ini. Mudah-mudahan juga curah hujannya tidak ekstrem gitu ya sehingga tidak memicu hal-hal yang lain,” Pungkas Eko.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Youtube BNBP Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler